Kamis 24 Jun 2021 22:47 WIB

Pasien Positif Covid Serang Staf Medis di RSUD Pasar Minggu

Pasien menyerang secara verbal dan motorik hingga baju hazmat petugas robek.

Petugas saat beraktivitas di RSUD Pasar Minggu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Petugas saat beraktivitas di RSUD Pasar Minggu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pasien positif Covid-19 yang menjalani perawatan menyerang petugas medis di RSUD Pasar Minggu, Jakarta Selatan setempat, tanpa diketahui penyebabnya. Pasien menyerang secara verbal dan motorik.

"Pasien tiba-tiba menyerang petugas, secara verbal maupun motorik," kata Direktur Utama RSUD Pasar Minggu Yudi Amiarno di Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Yudi tidak menjelaskan penyebab pasien yang tidak disebutkan identitasnya tersebut menyerang petugas medis.Dalam penjelaskan yang disampaikan melalui akun Instagram @rsudpasarminggu, Yudi menjelaskan kronologi penyerangan terhadap petugas medis.

Dia mengungkapkan pasien dengan inisial X berusia 38 tahun itu datang ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Pasar Minggu pada Jumat (18/6) sekitar pukul 10.00 WIB dengan membawa hasil tes usap PCR positif Covid-19. Kemudian, lanjut dia, petugas medis di unit triage melakukan penilaian terhadap kondisi pasien.

Petugas medis memindahkan pasien tersebut ke ruang transit sekitar pukul 14.00 WIB, kemudian dilakukan tata laksana sesuai pedoman penanganan pasien Covid-19."Kondisi ruang transit IGD dalam posisi penuh. Tanggal 19 Juni jam sembilan pagi, pasien tiba-tiba menyerang petugas," ucapnya.

Penyerangan tersebut, lanjut dia, menyebabkan Alat Pelindung Diri (APD) atau baju hazmat dokter jaga robek.Ia menambahkan petugas medis kemudian menenangkan pasien tersebut, namun pria tersebut tidak kooperatif dan tetap berusaha menyerang sehingga dokter memanggil petugas keamanan untuk membantu menenangkan pasien.

"Posisi tim keamanan saat itu di luar zona merah, karena kondisi pasien yang tidak tenang sehingga tim 'security' masuk ke dalam zona merah tanpa sempat menggunakan APD level tiga," ungkap Yudi.

Sebelumnya, beredar video di sejumlah aplikasi media sosial (Instagram) yang menampilkan petugas keamanan dan petugas medis menenangkan seorang pasien yang tidak terkontrol meski di tangan kirinya masih terpasang infus.

Belum diketahui apa penyebab pasien tersebut berontak dan disebut melakukan penyerangan kepada petugas medis.Beberapa kali pasien positif Covid-19 itu juga sempat batuk-batuk di dekat dua petugas keamanan yang tanpa dilengkapi pakaian hazmat sesuai standar di zona merah penanganan pasien Covid-19.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement