Senin 28 Jun 2021 13:22 WIB

Sehat dan Kaya Bersama Alquran

Kepanikan adalah separuh penyakit dan ketenangan adalah separuh kesembuhan.

 Seorang pria mengenakan masker membaca Alquran.
Foto: EPA-EFE/YAHYA ARHAB
Seorang pria mengenakan masker membaca Alquran.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: M. Supariyono, Anggota Fraksi PKS DPRD Depok, Jawa Barat

Lonjakan kasus Covid-19 tentu begitu mengkhawatirkan kita. Jumlah kasus positif Covid-19 mencapai rekor tertinggi secara naisonal. Tidak hanya warga yang terancam, juga banyak tenaga kesehatan (nakes) yang akhirnya terinfeksi virus, seperti yang terjadi di Kudus, Jawa Tengah yang tren kenaikannya mencapai 30 kali lipat.

Wilayah Jawa Tengah termasuk yang mengalami lonjakan terbesar. Begitu pula dengan Jakarta,yang juga mencapai titik rawan, termasuk kota-kota penyangga ibu kota, seperti Bekasi dan Depok yang tentu terkena imbasnya.

Rata-rata tingkat hunian rumah sakit di atas 80 persen dianggap mencapai ambang krisis. Banyak banyak pasien terpaksa mencari rumah sakit di luar daerahnya. Jangan bayangkan perlengkapan rumah sakit di daerah seperti di Jakarta atau kota-kota besar lainnya. Dengan keterbatasan, para tenaga kesehatan harus berjibaku menangani sejumlah pasien Covid-19 yang terus meningkat.

Apakah kita harus segera menarik rem darurat? Tentu, pemerintah dalam hal ini Satgas Covid-19 tengah memikirkan strategi terbaik untuk mengatasi kasus lonjakan ini. Pascaliburan Lebaran diduga sebagai pemicu ledakan kasus, karena terjadi mobilitas sosial yang massif.

Meskipun, mudik sudah dilarang, rupanya tak bisa mencegah terjadi pergerakan sosial di saat banyak masyarakat yang mulai abai dengan protokol kesehatan. Alasannya, sudah disuntik vaksin Covid-19. Padahal, vaksin bukan jaminan terbebas dari virus ini.

Untuk menghindari terpapar virus, ikutilah petunjuk ahlinya, dengan mengikuti protokol kesehatan, 3 M (Mencuci Tangan, Memakai Masker dan Menjaga Jarak). Tak cukup, karena virus bertebaran di mana-mana. Untuk melawannya, Islam sesungguhnya telah memberikan panduan agar kita memiliki kekebalan tubuh yang baik (imunitas), selain dari asupan gizi yang seimbang.

Ada dua sektor penting yang paling parah terdampak Covid-19, yaitu sektor kesehatan dan sektor ekonomi. Kerusakannya sudah diulas oleh para pakar di bidangnya masing-masing, sekaligus solusi yang harus dilakukan. Tapi, sesungguhnya ada solusi "langit" yang terlupakan. Bagaimanakah panduan dari Alquran dan sunnah Rasulullah SAW untuk memperbaiki atau memulihkan kedua sektor tersebut. Saya sebut dengan 3 M:

Memperbanyak istighfar dan bertaubat

Apa hubungannya beristighfar dan bertaubat dengan dengan covid 19 dan dengan kekayaan?  Begini penjelasannya. Virus akan menginfeksi seseorang pada tingkat kekebalan atau imunitas tertentu, katakanlah pada tingkat imunitas poin 5.

Ketika virus corona menghinggapi tubuh kita dan pada saat itu tingkat kekebalan kita berada pada poin 4 maka pasti kita akan terinfeksi. Ketika virus menghinggapi kita dan pada saat itu tingkat kekebalan kita berada pada poin 5 maka kita bisa terinfeksi tapi bisa juga tidak. Ketika virus itu menghinggapi tubuh kita dan pada saat itu tingkat kekebalan kita berada pada poin 6 maka kita tidak terinfeksi.

Salah satu manfaat dari sekian banyak manfaat istighfar adalah untuk meningkatkan kekuatan. Allah SWT menjelaskan hal tersebut dalam Surah Hud ayat 52 yang artinya "Hud berkata kepada kaumnya, wahai kaumku beristighfarlah kalian kepada Tuhan kalian dan bertaubatlah, maka Dia akan menurunkan untuk kalian hujan yang lebat dan Dia akan menambah kekuatan di atas kekuatan kalian saat ini dan janganlah kalian berpaling menjadi orang mujrim (pendosa)."

Ketika Allah SWT menyebuh kata kekuatan. Allah SWT menggunakan bentuk nakirohatau bentuk umum yang dalam tata bahasa Inggris kira-kira bentuk indefinite. Jadi kata quwwatan pada ayat tersebut meliputi semua makna kuat yang di antaranya adalah imunitas.

Pertanyaan berikutnya, lantas apa hubungannya beristighfar dengan rezeki atau dengan ekonomi? Allah SWT menjelaskan hubungan istighfar dengan rizki pada surat Nuh ayat 10 sampai ayat 12 yang artinya "Aku (Nuh) berkata, beristighfarlah kalian kepada Allah, sesungguhnya Allah maha pengampun, Dia akan menurunkan untuk kalian hujan dan Dia akan memberikan kepada kalian harta dan anak-anak, dan Dia juga akan menumbuhkan untuk kalian hutan-hutan dan Dia akan membuatkan untuk kalian sungai-sungai."

Kalau kita memperhatikan ayatnya dengan teliti, pada ayat itu Allah SWT menggunakan bentuk jamak dan bentuk umum atau bentuk nakiroh ketika Allah SWT mengatakan memberikan harta yaitu dengan kata amwalin. Kata amwal merupakan bentuk jamak dari kata mal.  

Penggunaan bentuk jamak pada ayat tersebut menjelaskan harta dalam jumlah yang banyak. Sedangkan penggunaan tanwin (nakiroh) menjelaskan keanekaan. Jadi dalam ayat tersebut Allah SWT menjanjikan harta yang banyak dan beraneka bagi mereka yang suka beristighfar. Karena itu banyaklah beristighfar niscaya Anda akan sehat dan Anda akan kaya.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement