REPUBLIKA.CO.ID, oleh Dessy Suciati Saputri, Kiki Sakinah, Sapto Andika Candra, Nawir Arsyad Akbar
Penambahan kasus positif harian pada Senin (28/6) sore ini masih mencatatkan kenaikan kasus di atas 20 ribu orang. Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan, sebanyak 20.694 kasus telah ditemukan dengan kontributor tertinggi dari provinsi-provinsi di Pulau Jawa.
Ekskalasi penambahan kasus Covid-19 di Tanah Air terjadi sangat cepat. Terhitung dalam waktu 1,5 bulan, penambahan kasus harian di Indonesia meroket dari kisaran 3.000-an kasus per hari (pertengahan Mei) menjadi 20 ribuan kasus per hari (saat ini).
Tidak hanya kasus harian, laju kenaikan kasus aktif Covid-19 juga masih berlanjut. Pada Senin (28/6), Satgas Penanganan Covid-19 melaporkan ada tambahan 10.791 kasus aktif baru, sehingga jumlah kasus aktif Covid-19 di Indonesia saat ini mencapai 218.476.
Angka di atas sekaligus menjadi yang tertinggi sepanjang pandemi melanda negeri ini. Padahal, jumlah kasus aktif Covid-19 nasional sempat turun ke level 87 ribuan pada pekan Lebaran pada Mei lalu. Namun angka melonjak signifikan dalam 1,5 bulan terakhir.
Statistik lonjakan Covid-19 di atas otomatis mempengaruhi angka keterisian rumah sakit (RS). Provinsi di Pulau Jawa saat ini tengah mengalami lonjakan pasien baru yang membuat RS harus mendirikan tenda-tenda darurat.
Atas kondisi yang semakin mengkhawatirkan saat ini, Tim Mitigasi Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI) dan perhimpunan lima organisasi profesi terkait merekomendasikan agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak, terutama di Pulau Jawa. PSBB direkomendasikan minimal 2 pekan.
Update situasi terkini perkembangan #COVID19 di Indonesia (28/6)
#BersatuLawanCovid19 #dirumahaja #jagajarak #adaptasikebiasaanbaru pic.twitter.com/gKeIgoJdvp
— Kemenkes RI (@KemenkesRI) June 28, 2021
Ketua Tim Mitigasi Dokter PB IDI, Dr Moh Adib Khumaidi Sp.OT, mengatakan, terjadi kelebihan beban (overload) kapasitas di perawatan kesehatan baik di rumah sakit dan puskesmas karena peningkatan kasus Covid-19. Di sisi lain, ada keterbatasan baik fasilitas kesehatan maupun kondisi fisik dan psikis dari SDM tenaga kesehatan.
"Kami tidak ingin sistem kesehatan Indonesia menjadi kolaps. Oleh karena itu, kami mendorong dan merekomendasikan agar pemerintah pusat memberlakukan PSBB ketat serentak terutama di Pulau Jawa minimal 2 minggu," kata Adib, dalam konferensi pers secara virtual, Ahad (27/6).
Menurut Adib, penuhnya fasilitas kesehatan juga dibarengi kembali banyak terpaparnya para tenaga kesehatan (nakes) oleh Covid-19 dan ada yang meninggal. Menurut IDI khusus pada Juni saja, ada 30 dokter yang meninggal.
"Per 25 juni ada 401 dokter meninggal, bertambah empat orang siang ini. Mereka melakukan pelayanan pasien Covid-19. Kondisi total Juni saja 30 dokter meninggal. Perlu diketahui, tenaga kesehatan banyak yang sedang dirawat," jelas Adib.
Menurut Adib, saat ini terjadi penumpukan pasien dan antrian panjang di banyak Instalasi Gawat Darurat (IGD) di rumah sakit di kota-kota besar. Bahkan, banyak pasien yang meninggal saat tiba di IGD.
Adib mengatakan, bed occupation rate (BOR) untuk ruang isolasi dan ICU di atas 90 persen. Setidaknya lebih dari 24 kabupaten/kota melaporkan keterisian ruang isolasinya di atas 90 persen. Sedangkan, BOR untuk ICU dari berbagai rumah sakit mendekati angka 100 persen.
Selain meminta diberlakukannya PSBB, PB IDI juga mendorong pemerintah untuk melakukan percepatan vaksinasi untuk semua target populasi, termasuk anak dan remaja.
"Bila mungkin vaksinasi lebih dari 2 juta per hari, perluas tempat pelayanan vaksinasi," ujarnya.