REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Ketua DPP PKS, Mardani Ali Sera, membantah jika Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah organisasi binaan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Menurutnya, HMI memiliki sejarah yang jauh lebih lama dan lebih luas jaringannya daripada PKS.
"HMI adalah organisasi pascamahasiswa yang punya sejarah panjang, mandiri, kontributif, dan institusi yang terhormat," ujarnya kepada Republika.co.id, Selasa (29/6).
Oleh sebab itu, keliru jika netizen (warganet) memandang bahwa PKS yang membina HMI. Secara khusus, dia mengomentari pendapat warganet yang mengaitkan dua organisasi itu saling terkait.
Menurut Mardani, kedua organisasi tersebut independen sehingga tidak saling menguasai dan menegasi. Namun, pihaknya tidak menutup kemungkinan kedua pihak bisa bekerja sama demi membangun negeri.
"PKS adalah partai politik yang punya agenda mengelola kekuasaan," katanya.
Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua Umum Pengurus Besar Himpunan Mahasiswa Islam (PB HMI) MPO, Affandi Ismail. Dia mengatakan, HMI adalah organisasi perkaderan dan perjuangan dengan prinsip independensi asas Islam. Dengan begitu, kata dia, klaim netizen menyoal HMI adalah binaan PKS merupakan anggapan keliru.
"Sangat keliru jika sebut HMI adalah binaan PKS," katanya kepada Republika.co.id di Jakarta, Selasa (29/6).
Affandi mengomentari status warganet @kartaraharja yang menuding HMI adalah ormas binaan PKS. Akun bernama Karta juga menuding jika HMI adalah 'kadrun'. Affandi menuturkan, siapa pun yang menyebutkan pandangan tersebut, tentu tidak pernah membaca sejarah HMI.
Secara sederhana, kata dia, HMI lahir dua tahun pascakemerdekaan Indonesia, tepatnya 5 Februari 1947. "Sedangkan, PKS berdiri sejak 20 April 1998, artinya usia PKS baru kurang lebih 23 tahun, sedangkan usia HMI sudah 74 tahun. Lalu, bagaimana mungkin dikatakan bahwa HMI adalah binaan PKS?" ujar Affandi.