Rabu 30 Jun 2021 20:58 WIB

Mandiri Sekuritas Optimistis IHSG Tembus 6.850 di Akhir 2021

Pemulihan ekonomi akan berdampak pada kinerja emiten di BEI.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Dwi Murdaningsih
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi
Foto: Republika/Agung Supriyanto
Pekerja melihat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI) Jakarta. ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diyakini akan terus membaik sepanjang tahun ini. Mandiri Sekuritas memproyeksi IHSG mampu menembus level 6.850 pada akhir 2021. 

Head of Equity Analyst Mandiri Sekuritas, Adrian Joezer, mengatakan optimisme tersebut didukung oleh pemulihan ekonomi semester II yang lebih kuat yang juga berdampak kepada kinerja emiten di Bursa Efek Indonesia (BEI). 

Baca Juga

"Kami tetap optimis dengan target IHSG 6.850 pada akhir tahun ini. Proyeksi bottom-up kami sebesar 50 persen earnings growth pada 2021 dan 16 persen untuk tahun 2022, naik dari proyeksi penurunan sebesar 36 persen untuk tahun 2020," kata Adrian, Selasa (29/6). 

Adrian mengakui, pada enam bulan pertama 2021 kinerja pasar saham masih belum pulih seutuhnya akibat dari pemuliham ekonomi yang tidak merata. Secara year-to-date, IHSG masih terkoreksi 0,50 persen, sedangkan indeks LQ45 telah 12 persen. 

Dalam jangka pendek, Adrian mengatakan, lonjakan kasus Covid-19 masih akan mengganggu kegiatan ekonomi. Namun hal tersebut seharusnya dapat diatasi dengan kecepatan vaksinasi yang meningkat akhir-akhir ini. 

Sejauh ini, Adrian melihat, kegiatan ekonomi telah menunjukkan pemulihan sebelum pembatasan mobilitas diberlakukan kembali belum lama ini. Optimisme masyarakat mulai meningkat tercermin dari indeks keyakinan konsumen yang telah kembali ke atas 100 pada Mei 2021.

Meskipun ada kekhawatiran tentang tapering Amerika Serikat (AS), ekspektasi pasar terhadap inflasi ke depan di AS telah mereda akhir-akhir ini. Menurut Adrian, tapering harus dikomunikasikan dengan baik ke pasar. 

Dari sisi sektor, Adrian menilai, teknologi dan kesehatan akan menjadi beberapa sektor yang berkinerja baik. Sementara sektor barang konsumsi berada pada grup sektor yang berkinerja kurang kuat akibat lemahnya permintaan, inflasi biaya, dan rencana BEI yang memberlakukan free floating dalam perhitungan bobot indeks.  

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement