Kamis 01 Jul 2021 12:34 WIB

China Desak Anggota G20 Lawan Covid-19 Bersama

Beijing berencana bantu hampir seratus negara dengan sediakan 450 juta dosis vaksin.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Teguh Firmansyah
Menteri Luar Negeri China Wang Yi .
Foto: AP/Ng Han Guan
Menteri Luar Negeri China Wang Yi .

REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- China mengajak negara-negara untuk menghindari pembatasan ekspor atau penimbunan vaksin yang berlebihan. Ajakan itu, diungkapkan China melalui Menteri Luar Negerinya, Wang Yi. 

Beijing berencana membantu hampir seratus negara dengan menyediakan lebih dari 450 juta dosis vaksin Covid-19. Tak sampai di sana, dia juga mengajak negara anggota G20 melalui tautan video untuk terus bekerja sama melawan pandemi ini.

Baca Juga

"Tetap setia pada persatuan, kerja tim, dan memainkan peran utama. dalam perjuangan global melawan pandemi," kata dia dikutip China Daily, Kamis (1/7).

Lebih jauh, kepada anggota G20, Wang juga menegaskan agar anggota G20 bisa mengambil pendekatan berorientasi dan membuat sistem pemerintahan global menjadi lebih responsif. Hal itu, bisa dilakukan dengan memperkuat peran organisasi Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan membangun sistem serta rencana pengendalian penyakit global.

"China siap bekerja dengan semua pihak untuk mempraktikkan multilateralisme sejati, berjuang untuk menyukseskan KTT Roma dan menyumbangkan kebijaksanaan hingga kekuatan," kata Wang.

Dia melanjutkan, selain membangun ekonomi dunia terbuka dan menjaga pasokan global serta rantai industri tetap aman, negara-negara maju, kata dia, juga perlu mencegah fragmentasi pasar internasional., termasuk mekanisme kerja sama, dan mengabaikan aturan ataupun standar berbasis ideologi

"Penting bagi G20 untuk memimpin dengan memberi contoh dan mempraktikkan multilateralisme sejati," kata Wang.

Menurut Wang Yi, kerja sama Multilateralisme adalah upaya kunci lain pada pertemuan itu untuk lebih banyak mendapat dukungan stabilitas tatanan internasional. "Multilateralisme bukanlah slogan yang kedengaran tinggi, apalagi fasad untuk unilateralisme. Kita perlu mengejar keterbukaan dan inklusivitas, dan menentang pengasingan dan pengucilan. Kita perlu mengejar kerja sama yang saling menguntungkan, dan menentang zero-sum game," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement