VIVA – Minggu ini dipenuhi dengan berita duka. Setelah Jane Shalimar, musisi senior M Sani, juga meninggal dunia pada hari ini, Minggu dini hari, 4 Juli 2021.
Pengamat musik, Stanley Tulung, membagikan kabar duka tersebut melalui unggahan di Instagram. Beliau menceritakan, session drummer legendaris itu meninggal dengan tenang saat sedang tidur.
"Beliau meninggal dengan tenang dalam tidurnya diperkirakan jam 2 tadi... Selamat jalan Oom Sani sahabatku.... Mimpi indah dalam tidur panjangmu," tulis @stanleytulung dalam unggahannya di Instagram.
Dalam unggahannya yang lain, Stanley turut mengungkap sosok dari M Sani. Menurut dia, Sani adalah orang yang low profile dan memiliki banyak kontribusi di dunia musik Tanah Air.
"Sekelumit M. Sani. Numpang neduh. Karena Jumat lalu hujan deras sepulang meeting di daerah Jalan Panjang Simprug, maka saya memutuskan mampir ke rumah seorang sahabat musisi senior untuk berteduh," tulis @stanleytulung mengawali ceritanya.
"Seperti biasa tokoh satu ini selalu menyambut saya dengan ramah dan ternah tidak seru kalau ngobrol sama Beliau. Sosok low profile ini sangat penting dan harus diangkat agar semua tahu kontribusi dia di peta musik Indonesia," sambung dia.
Stanley menyebut kalau M.Sani adalah drummer terbaik di era 1960-1970-an.
"Kalau kita tahu session drummer terbaik era 80 - 90 alm. Uce Haryono, maka di era 60 - 70 adalah M. Sani. Bisa dibilang Uce adalah suksesor dari M. Sani. Dia adalah penggebuk drum band2 top seperti Zaenal Combo, Pantja Nada dan 4 Nada, Favorite Group (formasi awal)," kata dia.
Tidak hanya itu, Stanley Tulung turut menceritakan bahwa musisi senior itu juga menjadi pengawal tempo dari banyak rekaman.
"Dia juga pengawal tempo banyak rekaman seperti Bob Tutupoly, Tetty Kadi, Anna Manthovani, Patty Bersaudara, Titik Sandhora, Muchsin Alatas, Benyamin Sueb, Broery Pesulima, Bimbo (tahun 1974 - 1978), Sari Koeswoyo serta PAHAMA di album awal," tuturnya.
Memiliki banyak kontribusi di dunia musik pada masanya, M Sani juga merupakan pengawal ritme dari banyak hits populer.
"Dia juga pengawal ritme banyak hits seperti Widuri, Tinggi Gunung Seribu Janji yg dipopulerkan Bob Tutupoly, Mak Inem Tukang Latah dari Adi Bing Slamet dan masih banyak lagi lainnyaaa," pungkas dia.
Selain menjadi penggebuk drum terbaik di era 1960-1970-an, M Sani turut dikenal sebagai penulis lagu andal. Beberapa lagu ciptaannya, sukses dipopulerkan oleh beberapa penyanyi terkenal, mulai dari Broery Marantika hingga Rio Febrian.
"Tidak hanya penggebuk drum, dia juga penulis lagi handal seperti Mungkinkah yg dipopulerkan oleh Kris Biantoro lalu dinyanyikan ulang oleh Broery Marantika, Rio Febrian, Emilia Contessa dan Irjen Pol (Purn) Royke Lumowa," ungkapnya.
"Dia juga membuka jalan bagi Fuad Hassan (drummer) masuk ke level atas musik Indonesia dengan menggantikan dirinya di Zaenal Combo. Sekarang M. Sani sudah meninggalkan kita. Semoga dilapangkan jalannya menuju keabadian sejati. Amiin," doa Stanley Tulung.