Senin 05 Jul 2021 10:30 WIB

Prokes dan PPKM Harus Disertai Doa kepada Allah

Masyarakat diajak terus berikhtiar, terus berdoa, dan menebarkan optimisme.

Rep: Fuji E Permana/ Red: Ani Nursalikah
Prokes dan PPKM Harus Disertai Doa kepada Allah. Penumpang memakai masker ganda saat akan menaiki KRL di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/5). PT KAI Commuter mewajibkan penumpang KRL untuk menggunakan masker ganda atau masker N95  sebagai upaya untuk memaksimalkan perlindungan bagi sesama penumpang dan petugas dari virus Covid-19. Republika/Putra M. Akbar
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Prokes dan PPKM Harus Disertai Doa kepada Allah. Penumpang memakai masker ganda saat akan menaiki KRL di Stasiun Bogor, Kota Bogor, Jawa Barat, Senin (5/5). PT KAI Commuter mewajibkan penumpang KRL untuk menggunakan masker ganda atau masker N95 sebagai upaya untuk memaksimalkan perlindungan bagi sesama penumpang dan petugas dari virus Covid-19. Republika/Putra M. Akbar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah telah menetapkan kebijakan Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Sekretaris Direktorat Jenderal (Sesditjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kementerian Agama (Kemenag), Muhammad Fuad Nasar, mengingatkan, penerapan protokol kesehatan (prokes) dan PPKM harus disertai dengan doa kepada Allah SWT.

"Penerapan protokol kesehatan dan pembatasan kegiatan masyarakat dalam situasi darurat haruslah disertai dengan memohon pertolongan kepada Allah, sang pemilik kehidupan, dengan sabar dan shalat. Hanya kekuasaan Allah yang bisa menghentikan pandemi ini," kata Fuad melalui pesan tertulis kepada Republika.co.id, Senin (5/7).

Baca Juga

Fuad juga menyampaikan, masyarakat harus mewaspadai Covid-19 yang berbahaya. Menurutnya, situasi kritis Covid-19 sedang melanda Tanah Air dan korban yang terjangkit virus tersebut serta meninggal  semakin banyak. Kondisi sekarang ini menyadarkan manusia betapa rapuhnya kehidupan.

Ia mengingatkan, penularan Covid-19 belum bisa dikendalikan dan diatasi sesuai harapan. Pemerintah yang punya segala sumber daya tidak pernah memperkirakan akan terjadinya lonjakan penularan Covid-19 seperti saat ini.  

"Coronavirus SARS Cov-2 penyebab Covid-19 dan mutasi varian barunya lebih dahsyat daripada ledakan bom atom dan senjata nuklir," ujarnya.

Fuad mengatakan, ahli kedokteran menyatakan sampai sekarang belum ada bukti yang menemukan konsumsi makanan, minuman atau obat tertentu bisa menyembuhkan Covid-19. Dalam hal ini, Fuad menukil ayat Alquran bagaimana sikap orang beriman menghadapi musibah dan berita duka.

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa, dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (Yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan, "Inna lillahi wa inna ilaihi raji‘un” (sesungguhnya kami adalah milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). (QS Al Baqarah: 155-156).

"Tidak ada sesuatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan izin Allah. Dan barangsiapa yang beriman kepada Allah, niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu." (QS At-Thaghaabun: 11).

Fuad mengajak masyarakat untuk bersama-sama terus berikhtiar, terus berdoa, dan menebarkan optimisme. Semoga Allah SWT menolong semuanya dari bencana.

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement