Senin 05 Jul 2021 16:28 WIB

Korea Selatan Laporkan 700 Kasus Positif Covid-19

Kasus baru juga dilaporkan di kota-kota besar dan kecil di seluruh Korsel

Rep: Lintar Satria/ Red: Nur Aini
 Seorang pekerja medis (2-L) menyeka warga untuk tes COVID-19 di sebuah klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, 15 Desember 2020.Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada 15 Desember, Seoul telah mencatat lebih dari 880 baru kasus virus corona.
Foto: EPA-EFE/JEON HEON-KYUN
Seorang pekerja medis (2-L) menyeka warga untuk tes COVID-19 di sebuah klinik darurat di Seoul, Korea Selatan, 15 Desember 2020.Menurut Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea pada 15 Desember, Seoul telah mencatat lebih dari 880 baru kasus virus corona.

REPUBLIKA.CO.ID, SEOUL -- Korea Selatan (Korsel) melaporkan 711 kasus baru Covid-19. Infeksi terus tumbuh di wilayah metropolitan Seoul. Pada Senin (5/7) ini menjadi hari ketiga kasus infeksi Negeri Ginseng di atas 700.

Angka kasus rata-rata melonjak ke titik tertingginya sejak awal Januari, ketika Korsel mengalami gelombang terburuk wabah pandemi virus corona. Biasanya di awal pekan kasus positif yang dilaporkan lebih sedikit sebab jumlah tes di akhir pekan berkurang. Kasus infeksi dapat tumbuh lebih cepat dalam beberapa hari terakhir.

Baca Juga

Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Korsel (KCDC) mengatakan sekitar 550 kasus baru terjadi di wilayah metropolitan Seoul yang pada penduduk. Pemerintah menunda melonggarkan peraturan pembatasan sosial untuk menahan laju penyebaran virus.

Kasus baru juga dilaporkan di kota-kota besar dan kecil di seluruh negeri seperti di Provinsi  Busan, Daejeon, Gyeongsang Utara dan Selatan. Sebelumnya, pakar kesehatan sudah khawatir dengan sikap santai masyarakat dalam mematahui peraturan jaga jarak.

Mereka juga mengkritik pemerintah yang dianggap mengirim sinyal yang salah dengan mengumumkan rencana untuk mengizinkan pertemuan di dalam ruangan dengan jumlah orang yang lebih banyak dan durasi yang lebih lama.  

Selama rapat mengenai pandemi pada Ahad (4/7) kemarin Perdana Menteri Kim Bu-kyum meminta masyarakat tetap waspada. Ia juga mendesak agar peraturan pembatasan sosial dijalankan dengan sungguh-sungguh.

Ia mengkritik serikat buruh yang tetap menggelar unjuk rasa yang dihadiri ribuan orang di Seoul pada Sabtu (3/7) lalu. Walaupun, pemerintah sudah meminta demonstrasi yang menuntut kenaikan upah dan kondisi kerja tersebut dibatalkan.

Sebelumnya, pemerintah Korsel berencana melonggarkan sejumlah peraturan pembatasan sosial pada bulan Juli. Seperti menambah jumlah orang yang dapat menghadiri sebuah pertemuan dari empat orang menjadi enam orang dan mengizinkan restoran untuk memberikan layanan makan di tempat hingga tengah malam.

Tapi pemerintah Seoul dan daerah sekitar menahan langkah tersebut karena kasus infeksi kembali melonjak. Sejauh ini Korsel melaporkan 160.795 kasus infeksi termasuk 2.028 kasus kematian. Sekitar 30 persen populasinya sudah menerima satu dosis vaksin Covid-19. 

sumber : AP
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement