REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI — Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Sukabumi mewaspadai potensi kekeringan saat musim kemarau. BPBD pun bersiaga apabila ada warga yang membutuhkan bantuan air bersih.
Menurut Kepala Seksi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Sukabumi Zulkarnain Barhami, dalam upaya mengantisipasi bencana kekeringan, pihaknya sudah melakukan pemetaan. “Kami sudah melakukan pemetaan daerah dengan kelurahan yang sekiranya rawan kekeringan dan kekurangan sarana air bersih,” kata dia, Senin (5/7).
Berdasarkan hasil pemetaan pada 2020, Zulkarnain mengatakan, daerah atau lahan yang dinilai rentan terdampak kekeringan ini tersebar di enam kecamatan. Total luas lahan yang dinilai rawan kekeringan ini disebut mencapai sekitar 996,60 hektare.
Mayoritasnya berada di wilayah Kecamatan Cikole, seluas sekitar 594,46 hektare. Seperti di wilayah Kelurahan Subangjaya, di mana ada sekitar 166,26 hektare lahan yang dinilai rawan kekeringan.
Kemudian di wilayah Kecamatan Citamiang, seluas sekitar 385,65 hektare, dan di wilayah Kecamatan Cibeureum, sekitar 14,29 hektare. Selain itu, sekitar 1,17 hektare di wilayah Kecamatan Baros, 0,85 hektare di wilayah Warudoyong, dan sekitar 0,18 hektare di wilayah Gunungpuyuh.
Zulkarnain mengatakan, kekeringan ini dapat mengakibatkan kesulitan air bersih. Mengantisipasi hal itu, BPBD Kota Sukabumi berkoordinasi dengan pihak terkait lainnya. Dengan begitu, ketika ada laporan kekeringan, kata dia, diharapkan bisa segera dilakukan penanganan dengan penyaluran bantuan air bersih.
Selain kekeringan dan kesulitan air bersih, Zulkarnain mengatakan, BPBD juga mewaspadai potensi terjadinya kebakaran lahan atau kawasan permukiman. Terkait hal itu, warga diminta meningkatkan kewaspadaan. Warga juga diminta tidak sembarangan membakar sampah atau lahan. Sebab, saat musim kemarau, kata dia, dikhawatirkan banyak bahan yang mudah terbakar dan dapat memicu api membesar.
Zulkarnain mengatakan, BPBD Kota Sukabumi bersama personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan Pemadam Kebakaran akan bersiaga menghadapi berbagai potensi bencana saat musim kemarau ini. Menurut dia, dengan pemetaan dan edukasi terhadap warga, diharapkan risiko bencana dapat ditekan semaksimal mungkin.