REPUBLIKA.CO.ID, MOLSHEIM -- Pertumbuhan pasar mobil listrik mendorong sejumlah pabrikan untuk melakukan terobosan. Hal itu pun dilakukan oleh Bugatti yang merupakan produsen mobil high performance asal Prancis.
Dikutip dari Car Advice pada Kamis (8/7), agar dapat melakukan pengembangan electric vehicle (EV) secara optimal, Bugatti memilih untuk melakukan kerja sama dengan produsen spesialis EV. Setelah melalui beragam pertimbangan, Rimac dipilih jadi produsen spesialis EV yang digandeng oleh Bugatti.
Kerja sama itu pun diwujudkan lewat kesepakatan untuk melakukan merger. Lewat merger ini, maka kedua pabrikan hadir dalam entitas baru dengan nama Bugatti-Rimac.
Saat ini, rencana merger itu masih terus dimatangkan. Ditargetkan, kesepakatan akan mencapai tahap final pada kuartal keempat 2021.
Founder dan CEO Rimac, Mate Rimac mengatakan, hal ini merupakan momen penting bagi sejarah Rimac. "Hal ini sekaligus menunjukan bahwa Rimac mampu berkembang dengan pesat dan membawa segalanya ke tingkat yang yang benar-benar baru," kata Mate Rimac.
Lewat merger ini, lanjut dia, maka Bugatti dan Rimac akan melakukan kolaborasi pengetahuan dan teknologi untuk menghadirkan produk spesial di masa depan.
"Dalam pengembangan ini kami tidak akan mengawalinya lewat produk yang sudah ada. Kami akan menghadirkan produk yang benar-benar baru," ucapnya.
Terkait Bugatti, pabrikan ini diperkirakan masih akan tetap memproduksi mobil bermesin konvensional. Mengingat, pabrikan ini masih ingin mempertahankan brand signature yang dikenal lewat mesin dengan konfigurasi W engine.