REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Hendri Satrio menanggapi soal kritikan Ketua Fraksi Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas terkait buruknya penanganan Covid-19 yang dilakukan pemerintah. Kritikan Ibas menuai reaksi keras dari partai politik koalisi pemerintah.
Hensat, panggilan akrab Hendri Satrio mengatakan, sebenarnya yang namanya kritikan itu konstruktif dan solutif. Pasalnya, selain melakukan kritik, Ibas juga memberikan masukan kepada pemerintah terkait kelangkaan tabung oksigen untuk pasien Covid-19.
"Soal langkanya tabung oksigen, ia menyarankan agar lain kali pemerintah lebih antisipatif. Boleh saja menyumbang tabung oksigen untuk negara lain, tetapi pemerintah harus bisa memastikan kebutuhan dalam negeri terpenuhi saat rakyat membutuhkan," ujar Hensat kepada wartawan di Jakarta, Ahad (11/7).
Pemerintah beberapa waktu lalu menyumbangkan ribuan tabung oksigen untuk India. Sepekan setelah itu, kasus Covid-19 di Indonesia meledak, hingga terjadi kelangkaan tabung oksigen. Kondisi itu mengakibatkan banyak korban positif Covid-19 yang meninggal, seperti di Rumah Sakit Sardjito Yogyakarta.
Menurut Hensat, terbukti kini banyak pasien Covid-19 yang nyawanya tidak tertolong akibat tak mendapatkan suplai oksigen yang cukup. "Betul kata Ibas, kan pandemi ini sudah memasuki tahun kedua. Tidak ada yang mendadak, jadi harusnya bisa diantisipasi," ujar pendiri lembaga survei KedaiKOPI tersebut.
Pun soal vaksin, Hensat menganggap kritikan Ibas juga disertai solusi yang baik. Dia menyinggung soal kritik jika vaksin yang sudah digunakan selama ini dianggap kurang manjur, dan Ibas menyarankan agar pemerintah segera menyediakan vaksin yang lebih baik.
"Lalu Ibas juga meminta agar dilakukan prioritas percepatan vaksinasi di kota dan di desa atau daerah ekstrim. Kan bagus sekali saran dan solusi yang diberikan Ibas. Semoga lebih banyak tokoh mau kasih masukan kritis lagi seperti Ibas, agar cepat selesai krisis ini" ucap Hensat.