Senin 12 Jul 2021 15:50 WIB

Keyakinan Luhut Pekan Depan Kasus Covid-19 Melandai

Luhut memastikan saat ini penanganan Covid-19 dalam kondisi terkendali.

Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan
Foto: ANTARA/Aprillio Akbar
Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan

REPUBLIKA.CO.ID,  oleh Sapto Andika Candra, Rahayu Subekti, Dessy Suciati Saputri, Antara

Pemerintah optimistis laju penambahan kasus Covid-19 harian bisa mulai melandai pekan depan. Tapi tentu saja kondisi ini bukan tanpa syarat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan melandainya kasus diyakini bisa tercapai jika masyarakat patuh terhadap aturan PPKM darurat dan disiplin protokol kesehatan.

Baca Juga

"Jadi kami berharap minggu depan, mungkin kalau semua berjalan kita disiplin, akan mulai flattening atau mulai akan merata dan cenderung akan terkendali. Kita berharap juga dengan disiplin kita semua, vaksin jalan, prokes jalan, kombinasi semua ini, kita akan bisa bertambah baik," ujar Luhut, dalam keterangan pers usai rapat terbatas bersama Presiden Jokowi, Senin (12/7).

Luhut menyampaikan, pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat di Jawa-Bali yang sudah berlangsung sejak 3 Juli 2021 lalu terpantau telah menurunkan mobilitas masyarakat hingga 15 persen. Angka ini diperoleh dari data Google Traffic, Facebook Mobility, dan indeks cahaya malam oleh NASA.

"Target kita sebenarnya 20 persen atau lebih. Implementasi di lapangan kami lihat semakin baik dan kami berharap sepekan ke depan mobilitas kegiatan masyarakat juga semakin turun sesuai harapan kita," kata Luhut.

Sepanjang pelaksanaan PPKM Darurat, Luhut menambahkan, pemerintah juga terus memantau kesiapan rumah sakit rujukan dalam menangani pasien Covid-19. Melalui Kementerian Kesehatan, katanya, pemerintah menyiapkan skenario terburuk jika angka kasus positif menanjak secara ekstrem. Pemerintah telah menambah RS darurat, menambah fasilitas isolasi terpusat, hingga meminta TNI membangun RS lapangan.

"Sehingga mengurangi kesulitan untuk dapat tempat tidur. Juga tadi sudah disusun juga mengenai diputuskannya mengenai oksigen. Oksigen memang awal-awal ini ada masalah karena memang peningkatan yang tinggi. Tapi sekarang ditata sudah makin baik," kata Luhut.

Ia mengakui bahwa penambahan kasus Covid-19 dalam satu pekan terakhir mencatatkan angka yang cukup tinggi, bahkan mendekati 40.000 kasus per hari. Namun kabar baiknya, angka kesembuhan juga meningkat tajam. Luhut berharap penanganan pasien Covid-19 yang lebih baik dan pencegahan penularan di lapangan bisa membuat angka kasus menurun dan kesembuhan terus bertambah.

Luhut memastikan saat ini penanganan Covid-19 dalam kondisi terkendali. Ia pun menantang siapapun yang menuding pemerintah tak bisa mengendalikan Covid-19 untuk datang menemuinya.

"Jadi kalau ada yang berbicara bahwa tidak terkendali keadannya, sangat-sangat terkendali. Jadi yang bicara tidak terkendali itu bisa datang ke saya nanti saya tunjukkan ke mukanya bahwa kita terkendali," ujar Luhut.

Ia mengakui bahwa pemerintah memang menghadapi masalah dan tantangan dalam mengendalikan Covid-19 di Tanah Air. Namun Luhut menegaskan, masalah-masalah yang ada diurai dan diselesaikan dengan baik oleh tim di pemerintahan. Presiden Jokowi pun, ujar Luhut, memberikan arahan yang jelas dalam setiap kebijakan pengendalian Covid-19.

"Dan kami sebagai pelaksananya tidak ada masalah. Semua kami putuskan secara terintegrasi. Semua kami putuskan secara terintegrasi," kata Luhut.

Pakar epidemiologi dari Universitas Andalas Padang, Sumatra Barat, Defriman Djafri, mengatakan penegakan hukum harus diperkuat di masa PPKM darurat. Tujuannya, agar PPKM darurat efektif dalam menekan laju penularan Covid-19.

"Penegakan hukum benar-benar diterapkan di lapangan. Jika tidak, ini akan sama saja tidak banyak akan berubah," kata Defriman saat dihubungi. Defriman mengatakan pemerintah daerah harus bersungguh-sungguh dalam menerapkan kebijakan tersebut.

"Yang diminta sekarang adalah kesungguhan kepala daerah dalam menerapkan pembatasan tersebut," tuturnya.

Menurut dia, pembatasan yang dilakukan menjelang Lebaran 2021 tidak efektif dalam pengendalian kasus Covid-19. "Masyarakat terus mencari celah bagaimana untuk menembus pembatasan yang telah ditetapkan," ujarnya.

Dia menuturkan masyarakat juga harus benar-benar patuh dalam menjalankan kebijakan itu dan menerapkan protokol kesehatan untuk menurunkan jumlah kasus Covid-19. Ledakan kasus Covid-19 saat ini juga merupakan bagian dari hasil ketidakpatuhan terhadap pelaksanaan protokol kesehatan.

Oleh karena itu, dengan memperhatikan kondisi saat ini, maka tidak boleh lagi lengah atau kurang disiplin menerapkan protokol kesehatan. Selain itu, pemerintah juga harus makin memperkuat kegiatan pengujian untuk deteksi dini Covid-19, pelacakan kasus dan pengobatan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَلَقَدْ اَرْسَلْنَا رُسُلًا مِّنْ قَبْلِكَ مِنْهُمْ مَّنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَّنْ لَّمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ ۗوَمَا كَانَ لِرَسُوْلٍ اَنْ يَّأْتِيَ بِاٰيَةٍ اِلَّا بِاِذْنِ اللّٰهِ ۚفَاِذَا جَاۤءَ اَمْرُ اللّٰهِ قُضِيَ بِالْحَقِّ وَخَسِرَ هُنَالِكَ الْمُبْطِلُوْنَ ࣖ
Dan sungguh, Kami telah mengutus beberapa rasul sebelum engkau (Muhammad), di antara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan di antaranya ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu. Tidak ada seorang rasul membawa suatu mukjizat, kecuali seizin Allah. Maka apabila telah datang perintah Allah, (untuk semua perkara) diputuskan dengan adil. Dan ketika itu rugilah orang-orang yang berpegang kepada yang batil.

(QS. Gafir ayat 78)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement