Rabu 14 Jul 2021 08:51 WIB

Israel Halangi Akses Bantuan Kemanusiaan Warga Palestina

Pasukan pendudukan Israel mencegat truk di Humsah Al-Foqa.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Ilustrasi Bendera Israel dan Palestina
Ilustrasi Bendera Israel dan Palestina

REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Pasukan Israel mencegah akses truk bantuan yang mengangkut pasokan kemanusiaan dan makanan ke warga Palestina di Lembah Yordan yang diduduki utara. Truk itu menuju ke penduduk Khirbet Humsah Al-Foqa, sebuah komunitas yang beberapa hari lalu dihancurkan oleh pasukan Israel, untuk ketujuh kalinya pada tahun ini.

Humsah Al-Foqa adalah salah satu dari 38 komunitas Badui dan penggembala yang terletak di daerah rentan, yang telah dinyatakan Israel sebagai zona tembak. Kelompok penduduk itu memiliki sedikit akses ke layanan pendidikan dan kesehatan, listrik, sanitasi, dan air.

Baca Juga

Menurut kantor berita Wafa, seorang pejabat yang bertanggung jawab untuk melacak aktivitas Israel di lembah Yordania, Mutaz Bsharat, mengatakan, pasukan pendudukan Israel mencegat truk di Humsah Al-Foqa. Pasukan Israel memaksa truk tersebut untuk kembali ke tempat asalnya bersama dengan muatan yang dibawanya.

Pasukan pendudukan memiliki sejarah panjang memblokir akses obat-obatan dan sumber daya kemanusiaan ke Palestina. Warga Palestina di Gaza yang membutuhkan perawatan medis dari rumah sakit di Yerusalem dan Tepi Barat, harus melalui proses panjang yang diberlakukan oleh Israel untuk mendapatkan izin perbatasan. Izin itu sering ditolak atau ditunda, hingga menimbulkan komplikasi kesehatan dan berujung pada kematian.

Pembatasan perjalanan dan pos pemeriksaan telah menghambat akses warga Palestina ke layanan kesehatan. Peningkatan kasus Covid-19 telah mendorong penguncian lokal yang lebih ketat oleh Israel. Dengan demikian, warga Palestina harus menghadapi prosedur yang lebih keras untuk mendapatkan izin perjalanan. Kondisi tersebut membuat warga Palestina terpaksa meminta bantuan kelompok hak asasi manusia. 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement