REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG -- Institut Teknologi Bandung (ITB) terus berperan aktif untuk menanggulangi pandemi Covid-19 banyak berdampak terhadap kesehatan masyarakat, juga pada sektor perekonomian. Dalam rangka pemulihan ekonomi, ITB menyelenggarakan 35 program pengabdian masyarakat.
Menurut Ketua LPPM ITB Ir. R. Sugeng Joko Sarwono, Ph.D, ITB membentuk Satuan Tugas Kajian Pemulihan Ekonomi (KPE) yang bertugas melakukan studi kajian pemulihan ekonomi. Satgas KPE ITB melihat bahwa ekonomi mulai bergeser memasuki era ekonomi dengan tingkat interaksi langsung yang rendah atau low couch economy.
"Jika hanya dipandang dari satu sisi, low couch economy terlihat memaksa para pelaku bisnis untuk berubah," ujar Sugeng, dalam siaran persnya, Senin (19/7).
Namun, kata dia, sesungguhnya low couch economy membuka peluang-peluang baru. Oleh karena itu, strategi yang digunakan dalam upaya pemulihan ekonomi yaitu mendorong digitalisasi kegiatan usaha. Satgas KPE ITB memilih sektor UMKM dan transportasi sebagai sektor prioritas untuk pemulihan ekonomi.
“35 program aksi pengabdian masyarakat diselenggarakan oleh ITB untuk memulihkan ekonomi yang menjangkau hingga daerah 3T (tertinggal, terdepan, dan terluar) yang didanai oleh LPPM ITB dengan total biaya mencapai Rp3 miliar. Program pengabdian masyarakat ini melibatkan dosen serta 56 mahasiswa,” paparnya.
Sekretaris bidang Pengabdian Masyarakat pada LPPM ITB, Deny Willy Juniadi, Ph.D., mengatakan, program pengabdian masyarakat ini terdiri dari lima zona pembagian aktivitas program, yaitu Lingkar 1 untuk lingkungan kampus ITB, Bandung, dan sekitarnya; Lingkar 2 untuk wilayah Jawa Barat; Lingkar 3 untuk zona Pulau Jawa selain Jawa Barat; Lingkar 4 untuk zona luar Pulau Jawa; dan Lingkar 4 untuk zona perbatasan atau daerah 3T.
Pada Lingkar 1, kata dia, terdapat tujuh kegiatan, yaitu digitalisasi sistem integrasi pengolahan limbah organik pada level komunitas, kolaborasi jaringan digital untuk pemasaran kopi, pemberdayaan UMKM digital, implementasi pasar cerdas untuk kemudahan keamanan pada situasi pandemi, pembuatan aplikasi UMKM berbasis teknologi block chain, perancangan sistem big data dan identitas usaha untuk pengembangan UMKM, rancang bangun sistem pemantauan pada hidroponik komersial berbasis IoT.
Pada Lingkar 2, kata dia, terdapat kegiatan pengembangan kompetensi pemasaran UMKM Sukabumi menuju Sukabumi Go Digital, aplikasi sistem transportasi digital untuk distribusi produk UMKM perdesaan, pelatihan memasarkan produk hand sanitizer alami, pelatihan sistem otomasi pertanian di Jatinangor dan Cimahi, pengembangan modul pasar syariah online, dan lainnya.
Pada Lingkar 3, kata dia, terdapat berbagai kegiatan seperti rancangan platform digital untuk pengembangan jejaring wakaf produktif di Klaten dan Bogor, peningkatan kinerja UMKM melalui pembukuan dan penjualan produk berbasis digital, pelatihan pengemasan paket wisata dan media promosi digital bagi pelaku pariwisata di Banten, pemulihan ekonomi melalui digitalisasi ekonomi desa dan BUMDes di Kudus, dan pembuatan perangkat sterilisasi udara.
Pada Lingkar 4, kata dia,dikembangkan aplikasi pemasaran digital bernama Antar2 Pisang, pemanfaatan IoT untuk meningkatkan produksi nelayan keramba jaring apung, aplikasi data sains dan pemasaran digital untuk peternak ikan di Lampung, serta penerapan desain pengemasan untuk promosi dan pemasaran produk UMKM di era adaptasi kebiasaan baru.
Sedangkan pada Lingkar 5, kata dia, dilakukan berbagai program seperti pembuatan katalog digital untuk pemasaran produk olahan tamarin di Kupang, efisiensi dan adaptasi digital untuk peningkatan produktivitas UMKM di Papua, pasar penerapan sistem informasi pasar berbasis digital menuju pasar rakyat sehat, literasi digital untuk pelaku UMKM di Labuan Bajo, edukasi digital marketing berbasis katalog elektronik dalam pengembangan UMKM di Lombok Barat. Informasi kegiatan pengabdian masyarakat ITB dalam dilihat selengkapnya pada tautan https://pengabdian.lppm.itb.ac.id/.