REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Melonjaknya kasus Covid-19 yang membuat banyak yang dirawat di rumah sakit dan membutuhkan bantuan pernapasan membuat kebutuhan oksigen ikut naik. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengaku telah melakukan delapan upaya untuk memenuhi oksigen medis namun membutuhkan penyesuaian.
Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menyebutkan, ada delapan upaya pemenuhan oksigen yang dilakukan pihaknya. "Pertama pembentukan satuan tugas (satgas) oksigen di setiap provinsi beranggotakan Dinas Perindustrian, Dinas Kesehatan, rumah sakit, produsen, dan distributor gas untuk mendata kebutuhan gas dan memonitor suplai gas setiap hari," ujarnya saat dihubungi Republika, Selasa (20/7).
Upaya kedua, mendorong suplai harian oksigen medis di Pulau Jawa melebihi kebutuhan yaitu lebih dari 2 ribu ton per hari untuk memastikan komitmen pemasok existing dan menambah alternatif pasokan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) seperti PT Krakatau Steel, PT Petrogas, dan PT Pusri. Upaya ketiga, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan transportasi dan menambah armada distribusi oksigen medis.
Usaha selanjutnya, dia menambahkan, yaitu memprioritaskan pengisian oksigen oksigen tabung gas silinder dibandingkan liquid. Upaya kelima, dia menambahkan, yakni menambah stok tabung gas silinder. Upaya keenam, dia menambahkan, yaitu konversi produksi oksigen industri ke oksigen medis. Upaya ketujuh, dia menambahkan, optimalisasi kapasitas produksi yang masih idle. "Upaya terakhir atau kedelapan yaitu jaminan kestabilan pasokan listrik," katanya.
Pihaknya mengaku, upaya-upaya pemenuhan oksigen sudah dilakukan tetapi memang butuh proses, penyesuaian. Pihaknya mengaku adaptasi upaya ini bisa secepat mgkn.
"Kan sdh mulai terasa di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) kan walau psien banyak kebutuhan oksigen tetap dipenuhi," ujarnya.