REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi pernyataan Satgas Covid-19 yang menyebutkan bahwa warga Ibu Kota paling tidak patuh jaga jarak berdasarkan data pemantauan dalam sepekan terakhir. Menurut Ariza, secara umum masyarakat di DKI sudah patuh melakukan protokol kesehatan
Ia menuturkan, Pemprov DKI sudah menggunakan berbagai cara untuk melakukan sosialisasi dan mengampanyekan secara masif terkait penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat. Bahkan, kata dia, hal ini dilaksanakan sejak awal pandemi Covid-19 terjadi.
"Kita sama-sama melihat secara umum masyarakat Jakarta termasuk masyarakat yang patuh dan rajin melaksanakan protokol kesehatan," kata Ariza kepada wartawan, Rabu (21/7).
Ariza menilai, masyarakat di Ibu Kota sudah mematuhi aturan yang ada terkait protokol kesehatan pencegahan virus corona. Mulai dari menggunakan masker, mencuci tangan, hingga menjaga jarak.
"Jadi kita lihat menggunakan masker, jaga jarak, kemudian cuci tangan, kita bisa lihat di setiap lini, di setiap bidang dan komunitas," ungkap dia
Meski demikian, Ariza mengaku, pihaknya tetap menerima masukan maupun laporan seperti yang disampaikan oleh Satgas Covid-19. Politikus Partai Gerindra ini menuturkan, data-data tersebut akan dijadikan bahan evaluasi bagi Pemprov DKI untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan
"Namun , kalaupun ada masukan dan laporan demikian, ini menjadi perhatian dan evaluasi kita, untuk terus kita tingkatkan kesadaran masyarakat kita secara bersama-sama," jelas dia.
Sebelumnya, Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, masyarakat di hampir separuh kelurahan di DKI Jakarta terpantau tak patuh dalam melaksanakan protokol kesehatan menjaga jarak. DKI menjadi provinsi dengan kelurahan paling banyak yang tidak patuh menjaga jarak.
“Untuk desa kelurahan yang tidak patuh menjaga jarak, DKI Jakarta menjadi provinsi dengan kelurahan yang paling banyak, yaitu 48,26 persen atau hampir setengah kelurahan di DKI Jakarta masyarakatnya tidak patuh dalam menjaga jarak,” kata Wiku dalam konferensi pers, Selasa (20/7).
Sedangkan untuk desa atau kelurahan yang tidak patuh dalam memakai masker paling banyak terdapat di Banten yang mencapai sebesar 28,57 persen. Jika dilihat pada monitoring kepatuhan protokol kesehatan selama satu minggu terakhir, terdapat 26 persen desa atau kelurahan di Indonesia yang kepatuhan masyarakatnya rendah dalam memakai masker; dan 28 persen dalam menjaga jarak.