Ahad 25 Jul 2021 16:20 WIB

Vaksinasi Lambat, Anak-Anak India Rentan Terpapar Covid-19

Vaksinasi Covid-19 orang dewasa di India cenderung lambat.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Nora Azizah
Wanita memegang tangan mereka setelah menerima vaksin Covishield melawan virus corona di pusat vaksinasi di Mumbai, India.
Foto: AP/Rafiq Maqbool
Wanita memegang tangan mereka setelah menerima vaksin Covishield melawan virus corona di pusat vaksinasi di Mumbai, India.

REPUBLIKA.CO.ID, BENGALURU -- Sejumlah pakar kesehatan meyakini lambatnya upaya vaksinasi bagi orang dewasa dapat menyebabkan peningkatan kasus Covid-19 di kalangan anak-anak. Pakar kesehatan mengungkapkan tren infeksi sangat tinggi di kalangan orang dewasa-muda di India.

"Ini kemungkinan akan memicu peningkatan kasus di antara anak-anak muda dalam waktu dekat jika tingkat vaksinasi tidak ditingkatkan," kata Profesor Pediatri Rumah Sakit Lady Curzon, Dr C N Reddy dilansir dari Indianexpress pada Ahad (25/7).

Baca Juga

Reddy mengatakan survei di banyak distrik di Karnataka menunjukkan di mana pun populasi orang dewasa yang terinfeksi tinggi, disana pula vaksinasi jumlahnya rendah.

“Jumlah kasus anak yang terinfeksi juga meningkat. Ini menunjukkan bahwa anak-anak paling sering terinfeksi oleh orang dewasa," ujar Reddy.

Reddy khawatir penurunan kecepatan vaksinasi di semua kelompok umur, ditambah banyak yang tidak mendapatkan dosis kedua, dapat menjadi masalah serius. Ia menilai orang dewasa yang tidak divaksinasi dapat membawa pulang infeksi dan anak-anak dengan Covid-19 dapat mengembangkan kondisi yang disebut Peradangan Multisistem Syndrome (MIS-C) di bagian tubuh manapun, termasuk jantung, paru-paru, ginjal, otak, kulit, mata atau organ lainnya.

"Oleh karena itu, sebaiknya Pemerintah Negara Bagian memastikan ketersediaan vaksin untuk orang dewasa bahkan sebelum berpikir untuk memvaksinasi anak-anak," saran Reddy.

Dokter Anak, Rumah Sakit SHRC di Jayanagar, Dr Sanjay Gururaj, menyampaikan data menarik tentang dampak vaksinasi orang dewasa pada anak-anak telah ditunjukkan di banyak negara. Adapun yang terbaru berasal dari negara bagian Sao Paulo, Brasil, dimana 98% orang dewasa divaksinasi tapi kematian ditemukan bahkan di antara anak-anak.

"Di negara bagian Brasil itu, seperti di India, ada argumen gelombang ketiga mungkin sebagian besar menyerang anak-anak karena mereka tidak divaksinasi, tetapi itu tidak terjadi," kata Gururaj.

Menariknya, skenario serupa telah dimainkan di negara-negara dengan tingkat vaksinasi yang tinggi, seperti Israel dan Amerika Serikat. Studi yang diterbitkan dalam beberapa jurnal medis  menunjukkan kasus pada anak-anak di bawah usia 18 tahun turun 84% setelah lebih dari setengah populasi AS menerima setidaknya satu dosis vaksin. 

Ini menggambarkan infeksi Covid-19 pada anak-anak telah menurun saat orang dewasa mendapatkan suntikan.  Gururaj mengatakan, peningkatan jumlah kasus dalam satu kelompok usia kemungkinan akan meluas ke kelompok usia lainnya.

"Penting bagi sekolah untuk dibuka, tetapi Pemerintah Negara Bagian harus menekankan pada orang dewasa di rumah dan sekolah yang divaksinasi," ucap Gururaj.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement