Rabu 28 Jul 2021 12:52 WIB

Ini Alasan Hitung Kalori tak Efektif Turunkan Berat

Fokus pada cara makanan dimasak lebih efektif dibandingkan hitung kalori

Rep: Puti Almas/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Gaya hidup sehat (ilustrasi). Gile Yeo, ahli genetika di Universitas Cambridge mengatakan bahwa berfokus pada bagaimana cara makanan dimasak atau disajikan adalah kunci untuk memiliki berat badan ideal.
Foto: Republika/Prayogi
Gaya hidup sehat (ilustrasi). Gile Yeo, ahli genetika di Universitas Cambridge mengatakan bahwa berfokus pada bagaimana cara makanan dimasak atau disajikan adalah kunci untuk memiliki berat badan ideal.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Banyak orang yang mencoba menurunkan berat badan dengan metode menghitung kalori per hari. Tak sedikit yang kemudian bergantung pada jenis makanan yang dianggap rendah kalori seperti salad dan sup.

Dilansir Daily Star, seorang ahli mengatakan bahwa sebenarnya ada cara lebih mudah dan efektif dalam menurunkan berat badan. Gile Yeo, ahli genetika di Universitas Cambridge mengatakan bahwa berfokus pada bagaimana cara makanan dimasak atau disajikan adalah kunci untuk memiliki berat badan ideal. 

Yeo yang telah meneliti tentang obesitas selama lebih dari 20 tahun mengatakan bahwa menghitung kalori merupakan salah satu cara yang buruk. Ia menuturkan bahwa meski kalori adalah ‘ukuran’ yang berguna, penggunaannya sangat terbatas dalam hal kesehatan dan pgnurunan berat badan. 

“Nilai kalori didasarkan pada sains berusia 120 tahun dan tidak memperhitungkan apa yang terjadi pada makanan saat dimakan dan dimasak,” ujar Yeo. 

Yeo menyebut bahwa sebenarnya orang-orang harus fokus terhadap ketersediaan kalori, dibandingkan berapa banyak jumlah makanan. Ketersediaan melihat seberapa banyak makanan yang diserap dan disimpan, di mana ini berubah dengan cara makanan disiapkan, dimasak, serta kemudian dicerna. 

Dalam buku yang ditulis oleh Yeo berjudul ‘Why Calories Don’t Count (Orion), semakin jauh makanan dari kondisi mentah, maka semakin banyak kalori makanan itu. Ini berarti merebus, memasak dalam waktu lama, atau mencampur makanan membuat seseorang lebih mungkin menambah berat badan. 

“Untuk menurunkan berat badan dan tetap sehat, yang harus kita perhatikan bukanlah berapa banyak kalori dalam makanan, tetapi kualitas makanan itu,” jelas Yeo. 

Lebih lanjut, Yeo mengatakan jika diproses atau diubah dengan cara apapun, maka tubuh akan menyerap lebih banyak kalori yang dikandungnya. Salah satu contoh dalam teori ini adalah daging sapi. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰبَنِيْٓ اٰدَمَ لَا يَفْتِنَنَّكُمُ الشَّيْطٰنُ كَمَآ اَخْرَجَ اَبَوَيْكُمْ مِّنَ الْجَنَّةِ يَنْزِعُ عَنْهُمَا لِبَاسَهُمَا لِيُرِيَهُمَا سَوْاٰتِهِمَا ۗاِنَّهٗ يَرٰىكُمْ هُوَ وَقَبِيْلُهٗ مِنْ حَيْثُ لَا تَرَوْنَهُمْۗ اِنَّا جَعَلْنَا الشَّيٰطِيْنَ اَوْلِيَاۤءَ لِلَّذِيْنَ لَا يُؤْمِنُوْنَ
Wahai anak cucu Adam! Janganlah sampai kamu tertipu oleh setan sebagaimana halnya dia (setan) telah mengeluarkan ibu bapakmu dari surga, dengan menanggalkan pakaian keduanya untuk memperlihatkan aurat keduanya. Sesungguhnya dia dan pengikutnya dapat melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.

(QS. Al-A'raf ayat 27)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement