REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengungkapkan duka cita mendalam atas wafatnya Ketua MUI Labuhanbatu Utara (Labura) Aminurrasyid Aruan. Dia menganggap, kasus pembunuhan terhadap Aminurrasyid sudah melukai rasa kemanusiaan.
Jazilul memanjatkan, doa dan dukungan untuk keluarga Aminurrasyid agar sabar dan tabah menghadapi cobaan. "Peristiwa ini melukai rasa kemanusiaan kita sekaligus menjadi pelajaran betapa rentannya keadaan masyarakat kita," kata Jazilul kepada Republika, Rabu (28/7).
Pria yang akrab disapa Gus Jazil tersebut merasa prihatin atas kasus pembunuhan Aminurrasyid. Dia bingung, mengapa pelaku bisa melakukan pembunuhan seperti itu. Dia mendesak pelaku dihukum seberat-beratnya.
"Kok masih ada manusia sesadis itu. Segera seret pelaku ke pengadilan dan hukum maksimal, seberat beratnya," ujar petinggi Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Di sisi lain, Jazilul menilai, pembunuhan terhadap Aminurrasyid semakin membuat Rancangan Undang-Undang Perlindungan Tokoh Agama dan Simbol Agama (RUU PTASA) kian urgen. RUU tersebut sudah diputuskan menjadi RUU Prolegnas Prioritas 2020. Namun, dia menyebut, pembahasan dan pengesahannya terkendala pandemi Covid-19.
"Kita dukung agar DPR segera membahas dan menyelesaikan RUU perlindungan tokoh agama," ucap Jazilul.
Sebelumnya, Aminurrasyid ditemukan tewas dalam kondisi penuh luka di dalam parit di depan rumah warga di halaman warga di Kelurahan Gunting Saga, Kecamatan Kualuh Selatan pada Selasa (27/7). Personel Kepolisian Resor Labuhanbatu, Sumatera Utara sudah menangkap orang yang diduga sebagai pelaku.
"Sudah ditangkap," kata Kapolres Labuhanbatu AKBP Deni Kurniawan, Selasa (27/7).
Deni mengatakan, bahwa identitas pelaku berinisial A dan saat ini pelaku sudah ditahan guna proses penyelidikan lebih lanjut. Ketika ditanya mengenai motif pembunuhan tersebut, AKBP Deni Kurniawan menyebut bahwa pihaknya masih melakukan pendalaman.