Kamis 29 Jul 2021 21:32 WIB

Semua Vaksin Terdampak Varian Delta, Tapi Masih Efektif

Semua merek vaksin masih efektif untuk mencegah tidak sampai terjadi gejala berat.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Mas Alamil Huda
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 Astrazeneca sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).
Foto: Antara/Umarul Faruq
Vaksinator mempersiapkan vaksin Covid-19 Astrazeneca sebelum diberikan kepada warga (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Vaksinolog Dirga Sakti Rambe mengatakan, semua merek vaksin Covid-19 terdampak mutasi Covid-19 ini. Namun, semua merek vaksin itu juga masih efektif untuk mencegah tidak sampai terjadi gejala berat jika terpapar Covid-19, termasuk varian Delta.

"Sehingga, apapun merek vaksinnya, semua terdampak oleh varian Delta. Yang membedakannya adalah seberapa terdampak," ujarnya saat bicara vaksin Covid-19 secara virtual, Kamis (29/7). 

Dirga mengakui, penularan varian Delta 97 persen lebih cepat dibandingkan varian awal Covid-19 di Wuhan, Cina. Tetapi secara umum, kata dia, vaksin Covid-19 masih efektif dalam menghadapi varian Delta. Setidaknya vaksin masih efektif mencegah gejala penyakit yang berat, termasuk kematian akibat Covid-19.

Indonesia menggunakan vaksin merek AstraZeneca, Sinovac, Sinopharm, Moderna, dan Pfizer. Merek Sinovac, dia melanjutkan, adalah vaksin yang menggunakan teknologi inactivated virus. Vaksin ini adalah yang paling banyak digunakan di Indonesia, termasuk tenaga kesehatan (nakes) hingga Presiden Joko Widodo.

Dirga menambahkan, teknologi virus yang dilemahkan ini telah dipakai selama puluhan tahun dan dalam jangka panjang ternyata berdampak sangat baik. "Vaksin Sinovac terbukti efektif, terutama mencegah Covid-19 berat dan kematian akibat virus ini. Namun, vaksin Sinovac belum terbukti mencegah penularan," ujarnya.

Dia menambahkan, vaksin yang paling banyak dipakai di seluruh dunia adalah AstraZeneca. Vaksin ini, kata Dirga, dikembangkan dengan teknologi relatif baru yaitu viral vector. Vaksin jenis ini bisa mencegah penularan Covid-19 karena efektivitasnya sebesar 81 persen.

Seperti diketahui, AstraZeneca diberikan dengan dua kali suntikan dengan jeda 12 pekan. Kemudian, vaksin Sinopharm digunakan untuk vaksin gotong royong ternyata memiliki kemiripan dengan Sinovac. "Terutama mencegah Covid-19 yang berat," katanya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement