REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) menekankan bahwa pelatihan asisten tenaga kesehatan (nakes) tidak terkait niatan elektoral. Partai berlogo kepala banteng moncong putih itu mengatakan kegiatan dilakukan sebagai kerja kemanusiaan dan bergotong royong menyusul masih tingginya penularan Covid-19 di tengah masyarakat.
"Tak ada motif elektoral. Makanya pelatihan dibuat terbuka untuk siapapun tanpa memperhatikan latar belakang partai politiknya," kata Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto dalam keterangan, Senin (2/8).
Pelatihan dilakukan secara daring dan luring. Pelatihan itu juga diadakan menyusul data kementerian kesehatan yang menunjukkan bahwa pada 2017, khususnya di luar Pulau Jawa, Indonesia defisit tenaga dokter. Jika di Asia memiliki rata-rata 1,2 maka Indonesia berada di angka 0,4.
PDIP mengatakan pasien Covid-19 yang masih terus meningkat, tetapi fasilitas kesehatan tidak mampu menampung pasien sehingga banyak pasien yang melakukan isolasi mandiri. Dalam isolasi mandiri, banyak yang tidak bisa dikontrol oleh nakes karena kekurangan tenaga.
Hasto menjelaskan, rekrutmen peserta pelatihan nakes diadakan secara terbuka karena merupakan kerja kemanusiaan. Dia melanjutkan, hal tersebut sesuai instruksi Ketua Umum Megawati Soekarnoputri yang selalu memerintahkan agar kerja gotong royong dilakukan seluruh elemen bangsa dengan berbasis semangat kemanusiaan.
"Hal itu pun sejalan dengan ideologi bangsa, Pancasila, dimana salah satunya menekankan pentingnya persatuan Indonesia," katanya.
Hasto melanjutkan, pandemi Covid-19 secara nyata memberikan dampak luar biasa pada kehidupan masyarakat. Dia mengatakan, Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Maruf Amin juga bekerja keras memimpin gerakan mengatasi permasalahan yang muncul
Dia mengatakan, dalam konteks itu maka rakyat dan berbagai elemen sudah sepantasnya bersatu dan ikut bergotong royong. Menurutnya, penting bagi semua pihak agar berada dalam satu kesatuan tanpa membedakan pilihan politik mengingat pandemi merupakan persoalan bersama dan bangsa
"Namun masih ada yang nyinyir, dan melakukan manuver-manuver politik. Kalau sudah kerja keras untuk rakyat, mungkin kritikannya bisa diterima. Tapi ada saja yang bicara tanpa melakukan apa-apa," katanya.
Ketua DPP PDIP bidang Kesehatan, Perempuan dan Anak Sri Rahayu menjelaskan, pelatihan ini diikuti oleh 982 peserta dari seluruh Indonesia. Latar belakang pendidikannya bermacam-macam. Dari SMK Kesehatan, hingga diploma 1, Diploma 3 dan S1 Kesehatan.
Narasumber pelatihan adalah Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, Kepala Satgas Covid-19 Ganip Warsito, Wakil Ketua Komisi IX DPR Charles Honoris dan sejumlah ahli kesehatan yang akan berbagi pengalaman serta panduan dalam menghadapi pandemi ini.