Selasa 03 Aug 2021 17:20 WIB

Elektabilitas PDIP Stabil, Demokrat Naik, Golkar Turun

Survei menunjukan PDIP, Gerindra dan Demokrat jadi Parpol berelektabilitas tinggi

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Bayu Hermawan
Kader PDIP (ilustrasi)
Kader PDIP (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) merilis hasil survei terkait elektabilitas partai politik. Hasilnya Partai Demokrat merangsek masuk ke posisi tiga besar elektabilitas partai politik tertinggi.

"Partai Demokrat berada di urutan ketiga yaitu di angka 8,9 persen," kata Direktur Eksekutif Indostrategic, Ahmad Khoirul Umam, Selasa (3/8). 

Baca Juga

Khoirul mengatakan lompatan elektabilitas yang dialami Partai Demokrat kemungkinan dipengaruhi oleh respon publik pasca prahara KLB Moeldoko. Naiknya elektabilitas Partai Demokrat juga disebabkan beberapa faktor, diantaranya simpati dan apresiasi publik terhadap Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang dinilai dapat menangani prahara dengan komunikasi politik yang baik.  

Kemudian elektabilitas PDIP konsisten di posisi pertama dengan 18,5 persen. Disusul Partai Gerindra di posisi kedua dengan 11,5 persen. Sedangkan elektabilitas Partai Golkar menunjukkan penurunan cukup serius. Dalam survei terbaru Indostrategic, Partai Golkar berada di peringkat kelima dengan 6,9 persen.

"Semoga ini bisa dijadikan sebagai referensi yang baik bagi teman-teman di Golkar terutama kepemimpinan Pak Airlangga Hartato untuk melakukan langkah-langkah mitigasi untuk mempertahankan elektabilitas," ujarnya.

Untuk diketahui survei diadakan pada 23 Maret - 1 Juni 2021 di 34 provinsi melalui pendekatan face to face. Survei menggunakan metode multistage random sampling dan melibatkan 2400 responden. Tingkat kepercayaan survei sebesar 95 persen dan level margin of error 2 persen. 

 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement