REPUBLIKA.CO.ID,KAIRO—Presiden Mesir Abdel Fattah El-Sisi meminta para ulama berperan untuk menghalau berita-berita palsu di platform elektronik yang berpotensi mendistorsi esensi Islam dan mengekloitasi agama untuk mencapai tujuan politik melalui tindakan terorisme. Juru Bicara Kepresidenan Bassam Radi mengatakan bahwa presiden menekankan perlunya lembaga-lembaga fatwa dunia untuk mengikuti perkembangan digital, terutama mengenai media sosial, dan menangani penyebaran ide-ide sesat yang dapat melunturkan esensi agama Islam yang sebenarnya.
“Pertemuan tersebut menekankan pentingnya mengoreksi wacana keagamaan di tingkat individu, kelompok dan negara,” katanya, mengatakan bahwa El-Sisi telah bertemu dengan delegasi yang berpartisipasi dalam konferensi internasional “Lembaga Fatwa di Era Digital” yang diselenggarakan oleh Dar Al-Ifta Mesir.
“El-Sisi meninjau peran penting yang dimainkan oleh lembaga-lembaga keagamaan kuno di Mesir, yang diwakili oleh Dar Al-Ifta, Al-Azhar Al-Sharif dan Kementerian Wakaf.”
Radi menyebut misi tersebut sebagai “tugas mendasar” yang memerlukan upaya gabungan dari “semua ulama, termasuk mufti, imam, dan pengkhotbah.” Pada pembukaan konferensi, Shawki Allam, mufti besar Mesir, memuji “lembaga keagamaan nasional moderat di Mesir” karena mengambil sikap yang kuat dan menghadapi bahaya ekstremisme, yang telah “menyebabkan kerusakan besar bagi dunia” dan “bekerja untuk menyerang pikiran muda.”
“Jihad kami demi Tuhan Yang Maha Esa adalah untuk berbicara kebenaran,” katanya, merujuk pada upaya untuk melawan ideologi ekstremis.
“Kami telah meluncurkan platform digital dan mengadakan program pelatihan berkelanjutan.”