Jumat 06 Aug 2021 15:50 WIB

Aktivis Lingkungan Jalan Kaki dari Danau Toba Temui Jokowi

Aksi jalan kaki ini sebagai bentuk protes pencemaran lingkungan PT Toba Pulp Lestari.

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Agus raharjo
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan terkait penerapan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta,  Minggu (25/7/2021). Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dari 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 dengan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap.
Foto: ANTARA/Hafidz Mubarak A
Presiden Joko Widodo menyampaikan keterangan terkait penerapan PPKM di Istana Merdeka, Jakarta, Minggu (25/7/2021). Presiden Joko Widodo memutuskan untuk melanjutkan penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 dari 26 Juli hingga 2 Agustus 2021 dengan beberapa penyesuaian terkait aktivitas dan mobilitas masyarakat yang dilakukan secara bertahap.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Togu Simorangkir (44 tahun), seorang aktivis lingkungan asal Sumatra Utara, diterima Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Merdeka, Jakarta, Jumat (6/8) pagi. Kedatangan Togu di istana tidak dilakukan dengan cara sederhana. Ia berjalan kaki dari Danau Toba, menempuh jarak ratusan kilometer, hingga akhirnya diterima presiden di istana.

Tujuan Togu satu hal, menyampaikan kepada Presiden Jokowi bahwa ada masalah lingkungan dan konflik lahan yang terjadi di sekitar Danau Toba. Aksi jalan kaki yang dilakukan Togu dan 10 orang lainnya ini merupakan bentuk protes atas dugaan pencemaran lingkungan yang dilakukan oleh PT Toba Pulp Lestari (TPL). Selain itu, aksi ini juga merupakan respons atas bentrok PT TPL dengan masyarakat adat di Natumingka, Sumatra Utara. Kelompok ini melakukan perjalanan panjang dari Makam Raja Sisingamangaraja XII, di Soposurung, Balige sejak Senin (14/6) lalu dan tiba di Jakarta setelah menempuh perjalanan 45 hari.

"Tujuan dari aksi ini sebenarnya visinya itu adalah kelestarian Danau Toba untuk kesejahteraan generasi mendatang. Dengan misi aksi ini kita ingin mencari perhatian publik. Kita ingin mengatakan bahwa ini lho di Danau Toba, di Tano Batak sedang ada masalah," ujar Togu usai diterima Presiden, Jumat (6/8).

Dalam pertemuan dengan Kepala Negara, Togu menyampaikan bahwa Presiden Jokowi telah mengetahui permasalahan lingkungan yang disampaikan oleh dirinya selaku perwakilan Tim 11 Aliansi Gerak Tutup TPL. Togu juga menyampaikan status Danau Toba sebagai Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN) tidak sejalan dengan aktivitas-aktivitas yang merusak lingkungan.

"Bapak Presiden mengatakan tadi kerusakan-kerusakan lingkungan yang sudah terjadi, mari kita tanami. Pemerintah siap memberikan bibit pohonnya, dan rencananya Bapak Presiden akan datang November atau Desember untuk melakukan penanaman bersama dengan Tim 11 dan masyarakat adat," katanya.

Presiden, ujar Togu, juga menyebutkan ada 15 tanah adat yang akan dirampungkan sengketanya pada bulan ini. "Tadi juga Bapak Presiden mengatakan ada 15 tanah adat yang akan diselesaikan bulan ini. Tadi saya sudah melihat lima yang sudah diselesaikan, dan sepuluh lagi akan diselesaikan beliau dalam bulan ini. Ini kabar gembira untuk masyarakat adat di sekitar Danah Toba," ujarnya.

Kesempatan ini juga dimanfaatkan Togu untuk mengajak masyarakat menjaga dan melestarikan Danau Toba. Ia pun berharap seluruh investasi yang masuk di kawasan Danau Toba tetap memperhatikan lingkungan, tidak semata-mata mengeruk keuntungan.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement