REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penjualan mobil baru di Inggris turun 29,5 persen ke level terendah pada bulan Juli sejak tahun 1998. Ambruknya penjualan mobil baru di negara Ratu Elizabeth itu disebabkan pandemi yang membatasi mobilitas masyarakat.
Di samping itu, pasokan bahan baku juga menjadi kendala bagi industri otomotif. Meski diler-diler mobil di Inggris tetap dibuka setelah lockdown pada Juli 2020, namun kurangnya pasokan komponen chip semikonduktor turut memengaruhi produksi mobil dan penjualannya.
Society of Motor Manufacturers and Traders (SMMT) mengungkap bahwa pada Juli terdapat pendaftaran mobil baru sebanyak 123.296 unit. Hal itu memaksa mereka merevisi target penjualan setahun penuh menjadi 1,82 juta mobil.