Sabtu 07 Aug 2021 11:16 WIB

Eng Hian Ungkap Tekanan Ganda Putri di Tokyo

‘Mereka ternyata bisa enjoy meski berlaga di masa sulit seperti sekarang.’

Red: Ratna Puspita
Pelatih ganda putri Pelatnas PBSI Cipayung, Eng Hian, menceritakan perjuangan atletnya dalam Olimpiade Tokyo 2020 yang harus menghadapi tekanan kala berjuang pada ajang olahraga terbesar di dunia itu pekan lalu. (Foto: Pelatih ganda putri Eng Hian melakukan selebrasi dengan Greysia Pollii/Apriyani Rahayu)
Foto: Antara/Sigid Kurniawan
Pelatih ganda putri Pelatnas PBSI Cipayung, Eng Hian, menceritakan perjuangan atletnya dalam Olimpiade Tokyo 2020 yang harus menghadapi tekanan kala berjuang pada ajang olahraga terbesar di dunia itu pekan lalu. (Foto: Pelatih ganda putri Eng Hian melakukan selebrasi dengan Greysia Pollii/Apriyani Rahayu)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pelatih ganda putri Pelatnas PBSI Cipayung, Eng Hian, menceritakan perjuangan atletnya dalam Olimpiade Tokyo 2020 yang harus menghadapi tekanan kala berjuang pada ajang olahraga terbesar di dunia itu pekan lalu. Menurut Eng Hian, tekanan dari Olimpiade kali ini bertambah akibat ada pandemi COVID-19.

Pandemi COVID-19 menuntut atlet tidak hanya siap bertanding dengan performa terbaik, tapi juga harus mewaspadai musuh yang tak terlihat. "Sebelum bertanding kami sudah terbebani pikiran apakah lulus uji COVID atau tidak. Belum bertemu lawan sudah ada yang dipikirkan," kata Eng Hian lewat diskusi virtual PBSI, Jumat (6/8).

Baca Juga

Dia menceritakan, setiap hari atlet akan menjalani uji COVID-19 dengan metode pemeriksaan saliva atau air liur. Apabila atlet diketahui positif, otomatis terdiskualifikasi dari pertandingan yang sedang diikuti.

Selain itu, Eng Hian juga sempat tertekan saat melihat data statistik pertandingan Greysia Polii/Apriyani Rahayu dan ganda putri lainnya pada fase grup dan fase gugur. Secara teori di atas kertas, performa dan catatan pertandingan Greysia/Apriyani hanya lebih unggul dibandingkan pasangan Chloe Birch/Lauren Smith dari Inggris.