REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Satgas Penanganan Covid-19 mewanti-wanti masyarakat terkait peluang bertahannya Covid-19 dalam waktu yang lama. Peringatan satgas ini sebenarnya senada dengan pesan yang disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas terakhir.
Potensi awetnya Covid-19 ini membuat pemerintah pun mulai menyusun strategi jangka panjang agar masyarakat tetap bisa beraktivitas. "Saat ini kita harus bersiap beradaptasi dengan situasi,” kata ujar Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam keterangan pers, Selasa (10/8).
“Covid berpeluang akan hidup bersama kita dalam waktu yang tidak sebentar. Saat ini, bukan hanya Indonesia yang tengah siapkan strategi jangka panjang hadapi covid," kata Wiku.
Wiku mengatakan, negara-negara lain juga bersiap menghadapi situasi yang sama dengan Indonesia. Ia mengatakan, beberapa organisasi internasional seperti Bank Dunia dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga sedang menyusun peta jalan jangka panjang dalam menghadapi Covid-19 ini.
"Ke depan pemerintah terus memantau covid secara aktual demi mengambil kebijakan yang tepat baik dalam penanganan kesehatan atau pemulihan ekonomi. Untuk itu upaya terbaik yang bisa kita lakukan adalah memaksimalkan upaya pengendalian secara paralel untuk proteksi maksimal," kata Wiku.
Sebelumnya, Presiden Jokowi mengingatkan adanya kemungkinan virus corona akan bertahan cukup lama di muka bumi. Jika prediksi itu benar terjadi maka manusia yang perlu menyesuaikan diri agar tetap bisa beraktivitas normal dengan tetap menjalankan protokol kesehatan.
Hal ini disampaikan oleh Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, mengutip penjelasan presiden dalam rapat terbatas tingkat menteri sebelumnya. "Bapak presiden memberikan arahan bahwa ke depannya mungkin besar bahwa virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan bapak presiden kita harus memiliki road map bagaimana ke depan kalau memang virus ini hilangnya butuh waktu sampai tahunan," ujar Menkes Budi dalam keterangan pers, Senin (9/8) malam.