REPUBLIKA.CO.ID, YERUSALEM -- Otoritas pendudukan Israel telah mulai merenovasi Masjid Ibrahimi di Hebron pada Selasa (10/8), yang mencakup pembangunan koridor dan pemasangan lift untuk memfasilitasi akses bagi pemukim Yahudi.
Tentara Israel ingin merebut sekitar 300 meter persegi halaman dan fasilitas masjid. Dana sebesar dua juta shekel (620 ribu dolar AS) telah dialokasikan untuk mendanai proyek sejauh ini, seperti dilansir di Middle East Monitor, Selasa (10/8).
Pada Mei lalu, Menteri Pertahanan Israel Naftali Bennett mengeluarkan perintah pengambilalihan sebagian Masjid Ibrahimi sebagai bagian dari proyek membangun lift untuk memfasilitasi akses pemukim ke rumah ibadah Muslim.
Pemerintah kota telah menuntut agar proyek tersebut dihentikan karena pembangunannya akan berada di atas tanah yang dimilikinya bersama dengan Wakaf Palestina Islamic Trust. Namun, Mahkamah Agung Israel menolak petisi yang diajukan oleh Kota Hebron awal tahun ini pada Maret.
Rencana Israel untuk merebut Masjid Ibrahimi bertentangan dengan hukum internasional. Pada 2017, UNESCO memasukkan Masjid Ibrahimi dan Kota Tua Hebron sebagai situs warisan Palestina.
Proyek Yudaisasi sedang dioperasikan oleh Departemen Teknik dan Konstruksi Kementerian Keamanan Israel di bawah pengawasan administrasi sipil Israel, yang diperkirakan akan berlangsung sekitar enam bulan. Padahal, semua permukiman dan pemukim Israel berada di tanah Palestina secara ilegal menurut hukum internasional.