Kamis 12 Aug 2021 18:15 WIB

BioNTech Ciptakan Vaksin Covid-19 Delta Kurang dari Sebulan

Dengan pengujian, vaksin BioNTech bisa dikirim dalam waktu kurang dari 100 hari.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Nora Azizah
Botol vaksin Pfizer-BioNTech.
Foto: EPA-EFE/IGOR KUPLJENIK
Botol vaksin Pfizer-BioNTech.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Para ilmuwan BioNTech, perusahan bioteknologi yang bermitra dengan Pfizer untuk membuat vaksin Covid-19, kembali menciptakan vaksin yang berfokus pada varian delta. Karena perusahaan menggunakan teknologi mRNA seperti sebelumnya, pengeditan vaksin melibatkan perubahan kode yang relatif sederhana.

Teknologi mRNA adalah vaksin yang menggunakan kode genetik untuk protein kunci dalam virus untuk mengajari tubuh membuat protein itu dan mempelajari cara melawannya. Teknologi mRNA dapat berfungsi sebagai platform yang akan tetap stabil meskipun urutan kodenya diubah, karena pada dasarnya sama.

Baca Juga

“Vaksin yang kami gunakan saat ini berbasis protein lonjakan (spike protein) asli, dan yang kami lakukan adalah memotong bagian ini dan mengambil bagian protein lonjakan varian delta,” kata salah satu pendiri dan kepala petugas medis dari BioNTech, Özlem Türeci, seperti dilansir dari Fast Company, Kamis (12/8).

CEO BioNTech, Uğur ahin, mengungkap bahwa proses pembuatan vaksin baru ini hanya membutuhkan waktu kurang dari satu bulan. Dengan semua pengujian yang diperlukan, pihaknya hanya membutuhkan waktu kurang dari 100 hari untuk benar-benar mengirimkan vaksin.

“Ini hanya membutuhkan sedikit waktu, karena semuanya ditingkatkan dan dipercepat. Itu benar-benar kekuatan teknologi: Anda bisa sangat cepat,” kata ahin.

Dalam pengujian, BioNTech dan Pfizer telah menemukan bahwa dosis ketiga dari vaksin Covid-19 asli membantu memberikan lebih banyak perlindungan terhadap varian delta. Beberapa kritikus mempertanyakan apakah suntikan ketiga diperlukan, dan Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) belum mengizinkan suntikan booster.

Tetapi data Pfizer menunjukkan bahwa dosis ekstra sangat meningkatkan perlindungan terhadap delta. Untuk alasan praktis, jika memang suntikan booster efektif, ini adalah proses yang lebih mudah daripada membuat vaksin yang sama sekali baru.

Di sisi lain, BioNTech juga sedang menguji versi vaksin untuk semua varian, termasuk alfa, beta, gamma, delta, epsilon, lamda, dan theta. Namun perusahaan memiliki fokus khusus pada varian lambda yang muncul di Amerika Selatan.

“Ini benar-benar pendekatan di mana kami secara global mengevaluasi dan menilai jenis varian apa yang muncul, dan kami mengevaluasinya sejak awal. Kami sedang mempersiapkan DNA backbones untuk memastikan bahwa jika diperlukan vaksin varian baru, kami dapat bertindak cepat,” jelas ahin.

Sebelum pandemi Covid-19, perusahaan BioNTech fokus menggunakan teknologi mRNA yang sama untuk membuat vaksin kanker yang dipersonalisasi, berdasarkan data molekuler dari tumor pasien.

“Pasien mendapatkan vaksin kanker yang dibuat secara individual, unik, dan diproduksi sesuai permintaan. Dan kami telah melakukan itu untuk banyak pasien dalam uji klinis. Dan setiap pasien kami seperti sebuah varian,” kata Türeci.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement