Jumat 13 Aug 2021 09:01 WIB

IDI Bandar Lampung: Karena Stigma, Pasien Isoman tak Lapor

Berbahaya jika pasien Covid-19 yang melakukan isoman tak lapor ke aparat desa.

Ilustrasi Covid-19. Pasien isolasi mandiri perlu melapor ke aparat desa. Hanya saja, mereka dibayangi stigma hingga enggan melapor.
Foto: Pixabay
Ilustrasi Covid-19. Pasien isolasi mandiri perlu melapor ke aparat desa. Hanya saja, mereka dibayangi stigma hingga enggan melapor.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Bandar Lampung mengungkapkan, banyak pasien isolasi mandiri (isoman) tidak melapor ke aparat desa atau Dinas Kesehatan. Hal itu terjadi akibat adanya stigma buruk terhadap orang yang terpapar Covid-19.

"Paling susah itu kan menghilangkan stigma, karenanya banyak tidak mau lapor, takut dikucilkan dan sebagainya bila terpapar Covid-19," kata Ketua IDI Cabang Bandar Lampung, dr Aditya M.Biomed di Bandar Lampung, Kamis.

Baca Juga

Dr Aditya mengatakan, misinformasi di masyarakat terkait dengan Covid-19 harus segera diklarifikasi. Masyarakat perlu disadarkan bahwa Covid-19 bukan aib.

Ketika stigma terhapus, orang yang positif Covid-19 akan lebih kooperatif untuk melaporkan kondisi kesehatannya. Dengan begitu, proses pelacakan menjadi lebih mudah.

"Banyak pasien isoman ini lebih memilih melakukan swab test (tes usap) secara mandiri dan bila positif malah menyembunyikannya," kata dr Aditya.

Baca juga : Satgas: Kasus Covid-19 di Jakarta Turun 90 Persen

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement