Sabtu 14 Aug 2021 03:48 WIB

Elektabilitas Golkar dan Airlangga Turun, Ini Penyebabnya

Partai Golkar sebagai pendukung utama pemerintah akan kembali meningkat elektabilitas

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus Yulianto
Ace Hasan Syadzily
Foto: Republika/Wihdan
Ace Hasan Syadzily

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily menanggapi hasil survei Charta Politika terbaru yang menempatkan Partai Golkar di urutan ke-6 dengan 6,6 persen. Ace mengatakan, turunnya elektabilitas Partai Golkar tersebut disebabkan lantaran survei dilakukan pada saat PPKM Darurat. 

"Dinamika elektoral ini wajar terjadi. Jika survei dilakukan sekarang ketika pemerintah mulai melonggarkan aktivitas bagi ekonomi rakyat seiring dengan penurunan kasus positif Covid, saya yakin kepercayaan terhadap Presiden akan kembali meningkat, dan Partai Golkar sebagai pendukung utama pemerintah akan kembali meningkat elektabilitasnya," ujarnya.

Tidak hanya Golkar, Ace menuturkan, partai-partai yang selama ini diasosiasikan sebagai pendukung kuat pemerintah seperti PDI Perjuangan dan Partai NasDem ikut terkena imbasnya. Begitu pula elektabilitas Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto yang berdasarkan survei Charta Politika masih di angka 1 persen. 

Jika survei dilakukan beberapa bulan setelah pelonggaran PPKM dan ekonomi menunjukan perbaikan, dia optimis, elektabilitas Airlangga juga akan meningkat tajam. "Jadi jangan diartikan bahwa efek baliho dan billboard tidak ada terhadap elektabilitas Airlangga. Survei Charta dilakukan pada awal Juli pada saat kami partai Golkar baru mulai menyosialisasikan figur Ketua Umum kami," ungkapnya.

Dia menambahkan, elektabilitas Airlangga pada hasil survei Charta Politika justru menunjukan sedikit kenaikan. Pada survei-survei sebelumnya, angka elektabilitas Airlangga belum mencapai angka 1 persen.

"Dengan memakai simulasi 10 nama, elektabilitas AH sudah mencapai 1 persen. Ini kabar baik karena sebelumnya elektabilitas ketum kami di bawah itu," ucapnya.

Menurutnya, hal tersebut tidak bisa dilepaskan dari sosok Airlangga yang dinilai sangat teknokratik dan all out membantu Presiden, sehingga publik belum tahu siapa figur beliau. "Tugas kader Golkar memperkenalkan sosok Ketua Umum kami. Belum lama kami massif sosialisasi ke bawah saja elektabilitas ketua umum kami sudah terlihat ada tren kenaikan, apalagi jika survei dilakukan setelah sekian lama kami sosialisasi," ujarnya. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement