Sabtu 14 Aug 2021 17:46 WIB

Pengamat Sebut Lebih Baik BPIP Dibubarkan

Peran dan fungsi BPIP dinilai semakin kabur.

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Indira Rezkisari
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan dengan tema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.
Foto: Republika/Thoudy Badai
Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar lomba penulisan dengan tema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat Politik dari Universitas Al Azhar Indonesia (UAI) Ujang Komarudin menanggapi, lomba penulisan artikel yang diadakan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Tema yang dilombakan dianggap tidak ada hubungannya dengan hari santri.

Dari lomba tersebut Ujang melihat kinerja BPIP semakin tidak jelas. Ia menyarankan, BPIP sebaiknya dibubarkan.

Baca Juga

"Mungkin BPIP sedang mencari cari kegiatan untuk memperingati hari santri. Namun, temanya tidak ada hubungannya sama sekali. Mestinya temanya hubungan Pancasila dengan Islam dan sebagainya," katanya saat dihubungi Republika, Sabtu (14/8).

Kemudian, ia melanjutkan kalau acara seperti itu banyak lembaga lain juga bisa melakukannya. Ia pun menilai BPIP bisa dibubarkan saja karena tidak jelas peran dan fungsinya.

"Ya, bubarkan saja itu BPIP," kata dia.

Ia menambahkan walaupun banyak masyarakat yang mengkritik kegiatan tersebut, ia yakin lomba itu akan tetap berjalan. "Mereka akan tetap lanjut. Tanpa mengindahkan kritik publik," kata dia.

Sebelumnya, peneliti senior Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Toto Izul Fatah, merespon keras lomba penulisan artikel yang diselenggarakan BPIP. Lomba itu mengangkat tema 'Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam’, BPIP dinilai telah kehilangan arah.

“Ini seperti kehilangan arah yang akut, seperti mengidap skizofrenia, dalam merespons isu-isu besar nasional. Sehingga, tidak tahu dan tak mengerti apa yang harus dilakukan,“ kata Toto, dalam siaran persnya, Sabtu (14/8).

Skizofrenia adalah proses berpikir terbelah yang halusinatif dan paranoia,

Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP, Benny Susetyo, menjelaskan lomba untuk pemaknaan nilai-nilai keagamaan dalam memperkuat kebangsaan. Toto namun berpendapat, lomba yang digelar BPIP itu sama sekali tak menggambarkan kecerdasan, sensitivitas dan aktualitas tentang apa yang seharusnya dilakukan lembaga negara. Bahkan, menurutnya, lomba yang diadakannya justru berpotensi merusak spirit Pancasila, yang seharusnya menjadi misi luhur BPIP.

Poster terkait informasi lomba ini disampaikan BPIP melalui akun Twitternya, Rabu (11/8). Lomba ini diadakan untuk memperingati Hari Santri Nasional. Ada dua tema yang diusung dalam lomba penulisan artikel ini, yaitu Hormat Bendera Menurut Hukum Islam dan Menyanyikan Lagu Kebangsaan Menurut Hukum Islam. Lomba berhadiah total Rp 50 juta.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement