Selasa 17 Aug 2021 09:30 WIB

5.400 Anak di Jateng Kehilangan Orang Tua Akibat Covid-19

Sebanyak 11- tenaga kesehatan di Jateng gugur menangani Covid-19.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Agus raharjo
  Kapolres Semarang, AKBP Ari Wibowo menghibur dan memberi semangat anak yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19, Selasa (10/8). Anak yatim piatu karena orang tuanya terdampak Covid-19 tersebut selanjutnya menjadi anak asuh Polres Semarang.
Foto: Humas Polres Semarang
Kapolres Semarang, AKBP Ari Wibowo menghibur dan memberi semangat anak yang orang tuanya meninggal dunia akibat Covid-19, Selasa (10/8). Anak yatim piatu karena orang tuanya terdampak Covid-19 tersebut selanjutnya menjadi anak asuh Polres Semarang.

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN—Sedikitnya 5.400 anak di Jawa Tengah kehilangan orang tua akibat pandemi Covid-19. Hal ini terungkap dalam amanat Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo yang dibacakan Bupati Semarang, H Ngesti Nugraha pada upacara peringatan Hut Kemerdekaan RI ke-76, tingkat Kabupaten Semarang di halaman kantor Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Semarang, Selasa (17/8).

Sebagai bentuk perhatian kepada anak-anak yang kini berstatus yatim, piatu maupun yatim piatu tersebut, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Tengah telah mengirim paket bantuan kepada mereka. Beberapa pemerintah kabupaten/kota juga telah melakukan hal serupa, memberikan bantuan dan dukungan moral kepada anak-anak yang kini telah kehilangan kasih sayang orang tuanya tersebut.

“Termasuk pula dukungan serta perhatian yang diberikan oleh kepolisian,” jelasnya, Selasa (17/8).

Itu semua memang belum cukup, semua pihak juga masih harus membantu mereka dalam hal pendidikan sekaligus untuk memberikan pendampingan agar anak-anak yang kini berstatus yatim maupun yatim piatu tersebut dapat meraih masa depannya. Maka, Proklamasi Kemerdekaan bukanlah ujung perjuangan. Namun masih ada perjuangan untuk memperjuangkan anak- anak yang kini telah berstatus yatim piatu oleh semua komponen masyarakat Jawa Tengah.

“Perjuangan bersama–sama seperti inilah yang akan membuat masyarakat semakin kuat menghadapi cobaan yang sangat dahsyat akibat dampak pandemi Covid-19 di Jawa Tengah,” lanjutnya.

Pada bagian lain amanatnya, Gubernur Jawa Tengah juga menyinggung beratnya perjuangan para tenaga kesehatan dalam menangani dan mengalahkan pandemi Covid-19 yang telah memasuki tahun kedua. Bahkan, demi nyawa dan keselamatan masyarakat yang lain, lebih dari 1.400 tenaga kesehatan harus meninggal dunia. Dari jumlah tersebut sebanyak 110 tenaga kesehatan di antaranya adalah tenaga kesehatan dari JawaTengah.

Maka di tengah upacara peringatan Hari Kemerdekaan Indonesia, 17 Agustus 2021 ini , gubernur ingin memberikan rasa hormat setinggi– tingginya kepada para tenaga kesehatan. “Kami bersama kalian dan saya berharap masyarakat Jawa Tengah yang lain dapat mengikuti dan meneladani semangat kemanusiaan para tenaga medis di tengah pandemi Covid-19 ini,” lanjutnya

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement