REPUBLIKA.CO.ID, RAMALLAH — Seorang pejabat kesehatan Palestina mengatakan penyebaran virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi Covid-19 semakin memburuk di wilayah itu. Kepala rumah sakit Palestina dari Kementerian Kesehatan Naji Nazzal mengatakan dalam sebuah pernyataan mengatakan bahwa dibutuhkan peningkatan yang signifikan dalam jumlah pasien yang memerlukan rawat inap.
Padahal beberapa pekan sebelumnya sudah terjadi penurunan signifikan jumlah kasus Covid-19 yang membutuhkan rawat inap. “Namun situasinya memburuk setelah ditemukan varian delta di wilayah Palestina,” ujar Nazzal dilansir Bernama, Kamis (19/8).
Nazzal meminta warga Palestina di Tepi Barat dan Jalur Gaza untuk melakukan vaksin Covid-19 secepatnya. Ia menyebut vaksin itu dapat melindungi pasien dari gejala berisiko dan mengurangi jumlah pasien yang membutuhkan perawatan intensif dan ventilator.
Pada akhir pekan lalu, para pejabat Palestina mengatakan 70 persen dari kasus Covid-19 aktif di wilayah Palestina terinfeksi dengan varian delta. Kementerian Kesehatan Palestina mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa pihaknya mencatat adanya dua kematian, dengan 753 kasus terbaru dan 118 orang dinyatakan sembuh di Tepi Barat dan Jalur Gaza dalam 24 jam terakhir.
Sejauh ini, ada 667.894 orang telah divaksinasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza. Terdapat 432.731 orang yang telah menerima vaksin dosis kedua. Di Gaza, pejabat di Kementerian Kesehatan yang dijalankan oleh Hamas mengatakan hanya 10 persen dari populasi yang telah menerima vaksin Covid-19.
“Masih ada sekitar 1,5 juta orang di Jalur Gaza, rumah bagi lebih dari dua juta orang yang harus divaksinasi untuk melindungi diri mereka dari virus corona jenis baru,” jelas direktur pengendalian infeksi di kementerian kesehatan Gaza, Rami al-Abadla.