Kamis 19 Aug 2021 19:59 WIB

Kurang Dana, Masjid Christchurch tak Mampu Bayar Imam 

Imam masjid kini bekerja secara sukarela.

Rep: Meiliza Laveda/ Red: Ani Nursalikah
Kurang Dana, Masjid Christchurch tak Mampu Bayar Imam. Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda menyambut anggota klub motor Tu Tangata di masjid tersebut di Christchurch, Selandia Baru.
Foto: AP Photo/Mark Baker
Kurang Dana, Masjid Christchurch tak Mampu Bayar Imam. Imam Masjid Al Noor Gamal Fouda menyambut anggota klub motor Tu Tangata di masjid tersebut di Christchurch, Selandia Baru.

REPUBLIKA.CO.ID, CHRISTCHURCH -- Pertama kali dalam 41 tahun, Masjid Al-Noor, Christchurch, Selandia Baru tidak mampu membayar imamnya. Sang imam bernama Gamal Fouda yang menjadi figur publik setelah serangan teroris pada 15 Maret 2019 tidak lagi menjadi imam yang dibayar.

Ke depannya, para pemimpin agama akan melanjutkan peran sukarela dengan tanggung jawab yang berkurang. Presiden Asosiasi Muslim Canterbury Mohamed Jama mengatakan masjid tidak lagi mampu membayar gaji imam lebih dari 800 dolar AS per pekan karena dana masjid kosong.

Baca Juga

Dia percaya banyak jamaah kehilangan pekerjaan setelah karantina Covid-19 selama 2020. Selain itu, sumbangan yang didapatkan sangat rendah tanpa pengunjung dari luar negeri. Jama mengaku sedih lantaran tidak bisa membayar Fouda karena memiliki banyak tanggung jawab dan ada keluarga yang harus ia nafkahi.

Upaya untuk mengisi dana masjid terus dilakukan. Namun, itu tidak membuahkan hasil sehingga orang yang bekerja di masjid tidak bisa dibayar.

“Kondisi sekarang sangat buruk. Semua orang tidak punya uang. Ini pertama kalinya kami tidak memiliki uang di rekening selama 41 tahun untuk membayar seorang imam,” kata Jama, dilansir Stuff, Kamis (19/8).

photo
Masjid Al Noor di Deans Avenue, Christchurch, Selandia Baru - (EPA-EFE/MARTIN HUNTER)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement