Jumat 20 Aug 2021 19:42 WIB

Efektivitas Pfizer, Moderna, AZ, dan Sinovac Vs Varian Delta

Vaksin Moderna memiliki efektivitas lebih tinggi saat melawan varian Delta.

Red: Andri Saubani
Vaksinator memasukan dosis vaksin Moderna untuk disuntikan ke tenaga kesehatan di RSUD Matraman, Jakarta, Jumat (6/8). Vaksin Moderna berdasarkan studi, memilki efektivitas tinggi melawan varian Delta. (ilustrasi)
Foto:

Berdasarkan studi lainnya, vaksin Pfizer-BioNTech pada mulanya tampak lebih efektif dalam melawan varian Delta dibandingkan vaksin Oxford-AstraZeneca. Akan tetapi, proteksi terhadap varian Delta dari vaksin Pfizer tampak menurun lebih cepat dibandingkan vaksin Oxford-AstraZeneca.

Karena menurun dengan laju yang lebih cepat, efektivitas Pfizer akan mencapai angka yang sama dengan vaksin AstraZeneca pada waktu lima bulan setelah pemberian dosis kedua. Perlu dipahami, efektivitas yang diberikan oleh kedua vaksin ini masih terbilang tinggi meski mengalami penurunan.

"Bahkan dengan sedikit penurunan ini dalam perlindungan melawan semua infeksi dan infeksi dengan beban virus yang tinggi, penting untuk diketahui bahwa efektivitas keseluruhannya masih sanagt tinggi," kata peneliti senior Dr Koen Pouwels dari Department of Population Health di University of Oxford, seperti dilansir Independent, Kamis (19/8).

Temuan ini diungkapkan dalam sebuah studi yang dilakukan oleh peneliti dari University of Oxford bersama dengan Office of National Statistics (ONS) dan the Department for Health and Social Care (DHSC). Studi ini melibatkan data Covid-19 Infection Survey yang dikumpulkan dari Desember 2020 hingga Agustus 2021.

Peneliti juga menganalisis data tes usap (swab test) pada lebih dari 700 ribu partisipan. Data tes usap yang dianalisis berasal dari periode sebelum dan setelah 17 Mei 2021, di mana varian Delta mulai mendominasi di Inggris.

Hasil studi menunjukkan bahwa satu bulan setelah pemberian dosis kedua, vaksin Pfizer-BioNTech memiliki efektivitas 90 persen lebih besar dalam memberikan perlindungan terhadap infeksi dengan viral load yang tinggi dibandingkan individu yang tak divaksinasi. Efektivitas ini menurun menjadi 85 persen setelah dua bulan, dan kembali menurun ke angka 78 persen setelah tiga bulan.

Efektivitas dari vaksin AstraZeneca juga tampak mengalami penurunan pada periode yang sama, yaitu 67 persen, menjadi 65 persen, lalu 61 persen. Bila dibandingkan, laju penurunan efektivitas vaksin AstraZeneca lebih lambat daripada vaksin Pfizer-BioNTech.

Peneliti juga mendapati bahwa individu yang terinfeksi varian Delta setelah mendapatkan vaksinasi dosis kedua memiliki peningkatan level virus yang mirip dengan individu yang tak divaksinasi. Namun, belum diketahui seberapa besar transmisi yang bisa terjadi pada individu yang sudah divaksinasi lengkap dan terinfeksi varian Delta.

Penelitian juga menunjukkan bahwa pemberian satu dosis vaksin Moderna dapat memberikan efektivitas perlindungan yang mirip atau bahkan lebih besar dalam melawan varian Delta dibandingkan satu dosis vaksin Covid-19 lainnya. Akan tetapi, peneliti mengungkapkan bahwa mereka tak memiliki data mengenai efektivitas vaksin Moderna setelah pemberian dosis kedua.

Menurut Associate Professor Dr Alexander Edwards dari Biomedical Technology di University of Reading, studi ini menunjukkan bahwa varian Delta memiliki kemampuan yang lebih baik dalam menginfeksi orang-orang yang sudah divaksinasi dibandingkan dengan varian-varian lain. Akan tetapi, perlindungan yang diberikan oleh vaksin masih tetap bekerja dengan baik.

"Vaksinnya masih bekerja dengan sangat baik," jelas Dr Edwards yang tak terlibat dalam studi ini.

Dr Edwards menambahkan, tiap jenis vaksin Covid-19 memang memiliki sedikit perbedaan. Sebagian di antaranya mungkin berubah seiring dengan waktu. Akan tetapi, hal tersebut tidak mengubah fakta bahwa seluruh vaksin Covid-19 bekerja dengan baik.

"Ada sedikit perbedaan antara berbagai jenis vaksin, tapi semua vaksin bekerja dengan cemerlang," tutup Dr Edwards.

In Picture: Vaksinasi Bagi Orang dengan Gangguan Jiwa di Madiun

photo
Petugas Dinas Sosial berusaha membujuk seorang dengan status Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) untuk divaksinasi COVID-19 di Desa Sukosari, Dagangan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Jumat (20/8/2021). Menurut data Dinas Sosial setempat, jumlah ODGJ di Kabupaten Madiun sebanyak 2.022 orang dan dari jumlah tersebut yang telah divaksinasi COVID-19 sebanyak 50 orang. - (Antara/Siswowidodo)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement