Selasa 24 Aug 2021 12:43 WIB

Wisatawan di Puncak Bogor Berdatangan, Ekonomi Bergeliat

Wisatawan dari dalam maupun luar Bogor sudah berbondong-bondong datang ke Puncak.

Rep: Shabrina Zakaria/ Red: Mas Alamil Huda
Pedagang menawarkan makanan di pusat oleh-oleh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Penjualan oleh-oleh di kawasan Puncak, Bogor mengalami penurunan sebesar 80 persen dampak sepinya wisatawan lokal di jalur wisata tersebut di masa PPKM.
Foto: Antara/Arif Firmansyah
Pedagang menawarkan makanan di pusat oleh-oleh kawasan Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (13/8/2021). Penjualan oleh-oleh di kawasan Puncak, Bogor mengalami penurunan sebesar 80 persen dampak sepinya wisatawan lokal di jalur wisata tersebut di masa PPKM.

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Aktivitas ekonomi di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, perlahan mulai mengalami peningkatan. Wisatawan dari dalam maupun luar Bogor sudah berbondong-bondong datang ke kawasan Puncak, khususnya pada akhir pekan.

Kondisi ini pun disyukuri oleh para pedagang kecil maupun pelaku usaha lain di kawasan tersebut. Sebab, mereka terkena imbas dari pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM), yang diterapkan pemerintah sejak awal Juli lalu.

“Alhamdulillah, (Puncak) mulai ramai,” kata Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Puncak, Teguh Mulyana, melalui pesan singkat WhatsApp, Selasa (24/8).

Teguh mengatakan, aktivitas ekonomi di kawasan Puncak meningkat sekitar 60-70 persen. Hal itu terlihat pada akhir pekan lalu. Menurutnya, kondisi ini tergolong cukup baik jika dibandingkan pada beberapa pekan lalu.

Bahkan, pada awal Agustus sejumlah pedagang kaki lima (PKL) di kawasan wisata Puncak, Kabupaten Bogor mengibarkan bendera putih tanda protes perpanjangan PPKM Level 4. Minimnya wisatawan yang datang ke kawasan Puncak, juga pedagang kerap membuang makanan yang jadi dagangannya yang tidak laku.

“Untuk sementara kawasan Puncak sudah mulai hampir 60 sampai 70 persen kondusif. Wisatawan udah mulai banyak kegiatan distribusi udh jalan,” ujarnya.

Kendati demikian, Teguh menyayangkan karena kebanyakan wisatawan masih abai dalam menerapkan protokol kesehatan. Misalnya, mereka yang tengah nongkrong di sekitar kebun teh.

Teguh meminta kepada para wisatawan, agar tetap patuhi protokol kesehatan. Sebab, ia khawatir terjadi penularan Covid-19 yang bisa berimbas dengan kembali diperketat kawasan wisata Puncak.

“Sekarang wisatawan saya perhatikan di pinggir jalan juga banyak cuma tetep masih banyak yang melanggar protokol kesehatan. Ada yang pakai masker, ada yang enggak. Kami harap wisatawan di selalu terapkan protokol kesehatan,” harapnya.

Kembali menggeliatnya aktivitas ekonomi di kawasan Puncak rupanya juga berimbas pada peningakatan volume kendaraan. Jalur Puncak yang beberapa pekan lalu lengang setiap akhir pekannya, pada akhir pekan terakhir sudah mulai ramai dan tak jarang membuat kepadatan.

Dikonfirmasi terpisah, Kasatlantas Polres Bogor, AKP Dicky Pranata, mengakui kondisi tersebut. Meski demikian, pihaknya tetap melakukan pemeriksaan kepada setiap pengendara. Baik dengan menunjukkan keterangan negatif swab antigen, PCR, atau surat keterangan sudah vaksinasi.

“Pengaruhnya pasti ada. Tapi bicara pelonggaran itu kan dari sektor ekonomi ya, kalau kita pemeriksaan normal seperti biasanya tetap kita lakukan pemeriksaan surat antigen dan vaksin,” jelasnya.

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement