REPUBLIKA.CO.ID, BEIJING -- Pemerintah China mendesak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk tetap berpegang pada penelusuran asal-usul virus corona jenis baru (SARS-CoV-2) yang menyebabkan infeksi penyakit COVID-19. WHO diminta harus tetap berpegang pada sains.
WHO diharapkan untuk tidak menyerah pada manipulasi politik oleh pihak-pihak yang memiliki kepentingan tertentu. Duta Besar China untuk Uganda, Zhang, mengatakan bahwa sebagai lembaga kesehatan tertinggi di dunia, pencarian asal usul suatu virus tidak boleh dilakukan dengan menyalahkan dan menuding suatu negara.
Zhang mengatakan, penelusuran asal-usul yang bertentangan dengan resolusi Majelis Kesehatan Dunia (WHA) harus diabaikan. Ia menyebut bahwa sekretariat WHO harus bertindak berdasarkan resolusi WHA, melakukan konsultasi menyeluruh dengan negara-negara anggota mengenai rencana kerja penelusuran asal-usul global termasuk mekanisme tindak lanjut, dan sepenuhnya menghormati pandangan negara-negara anggota.
Lebih lanjut, Zhang mengatakan, tuduhan bahwa China menolak kerja sama dalam pelacakan asal tidak berdasar. Ia mencatat bahwa negaranya sejak awal pandemi telah bekerja sama dengan WHO.
"China telah secara aktif terlibat dalam kerja sama penelusuran asal dengan WHO, berbagi urutan genom virus secepat mungkin, dan mengundang pakar WHO ke Cina dua kali untuk penelitian penelusuran virus,” ujar Zhang, dilansir People, Rabu (25/8).
WHO pada Maret tahun ini merilis Laporan Gabungan oleh tim studi bersama dengan Cina, yang memberikan kesimpulan berbasis sains tentang penelusuran asal. Dari sana, juga ditetapkan rekomendasi terperinci untuk pekerjaan di masa depan dalam penelusuran asal.
"Tidak ada negara yang berhak menempatkan kepentingan politiknya sendiri di atas kehidupan rakyatnya, dan masalah ilmu pengetahuan tidak boleh dipolitisasi untuk tujuan memfitnah dan menyerang negara lain," jelas Zhang.
Zhang mengatakan, temuan dan rekomendasi laporan studi bersama WHO-Cina diakui secara luas oleh masyarakat internasional dan ilmuwan. Karena itu, ini harus dihormati dan dilaksanakan oleh semua pihak, termasuk WHO.
Pekerjaan global di masa depan tentang penelusuran asal, menurut Zhang, harus didasarkan pada laporan WHO-Cina. Ia menyebut tidak perlu untuk memulai dari awal lagi dan mengabaikan semua upaya yang telah dilakukan.
"Sangat penting, rencana penelusuran asal yang melibatkan negara tertentu harus diputuskan melalui konsultasi dengan negara yang bersangkutan, karena menjadi dasar bagi kerja sama yang efektif untuk dilakukan," kata Zhang.