REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memantau 2.200 fasilitas kesehatan di 34 provinsi Afghanistan. Namun mereka hanya memiliki persediaan beberapa hari lagi, dan bandara Kabul tampaknya tak aman sebagai pintu gerbang setelah serangan teror. Demikian disampaikan pejabat WHO pada Jumat.
Pada konferensi pers PBB, Dr. Rick Brennan, direktur darurat regional WHO untuk Wilayah Mediterania Timur, mengatakan pasokan medis harus mulai didatangkan melalui Bandara Internasional Mazar-i-Sharif di utara Afghanistan.
Pada konferensi pers yang sama, juru bicara Kantor Hak Asasi Manusia PBB Rupert Colville mengutuk serangan teror pada Kamis di sekitar bandara Kabul oleh kelompok teroris ISIS-K – afiliasi Daesh/ISIS di Afghanistan – yang menewaskan sedikitnya 170 orang.
"Serangan teroris di bandara Kabul kemarin adalah insiden yang mengerikan," kata Colville.
"Serangan itu jelas bertujuan untuk membunuh dan melukai sebanyak mungkin orang: warga sipil - anak-anak, wanita, ayah, ibu, serta Taliban, dan pasukan asing yang melindungi bandara," tutur dia.
Brennan mengatakan bahwa ada beberapa kendala keamanan dan logistik di bandara Kabul. "Kami berharap dapat membawa lebih banyak pasokan dalam beberapa hari mendatang dengan dukungan dari pemerintah Pakistan," ujar Colville.
Dia juga menjelaskan bahwa bandara Kabul bukanlah pilihan untuk membawa pasokan kemanusiaan pada tahap sekarang ini.