Selasa 31 Aug 2021 03:02 WIB

Pemkab Flores Timur Dorong Pengembangan Desa Wisata

Dua dari lima desa wisata Flores Timur masuk 300 desa wisata penerima ADWI 2021.

Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan Danau Kelimutu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/9).  (Antara/Reno Esnir)
Sejumlah wisatawan menikmati pemandangan Danau Kelimutu di Ende, Flores, Nusa Tenggara Timur, Selasa (2/9). (Antara/Reno Esnir)

REPUBLIKA.CO.ID,  KUPANG -- Pemerintah Kabupaten Flores Timur (Pemkab Flotim) terus mendorong pengembangan pariwisata berkelanjutan melalui desa-desa wisata di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.

"Kami dorong pengembangan wisata berkelanjutan dengan cara membenahi fasilitas yang ada di masing-masing desa wisata," kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur Petrus Pemang Liku.

Desa wisata telah menjadi bagian dari kebijakan pemerintah yang menekankan pada aspek pengembangan pariwisata berbasis masyarakat. Menurutnya, masyarakat bisa melihat berbagai potensi yang ada dan mengembangkannya menjadi sumber pendapatan bagi mereka.

Selain itu, pemerintah desa juga bisa menggunakan dana desa untuk membenahi fasilitas yang masih kurang, termasuk transportasi. Hal itu tentu saja dilakukan untuk pengembangan desa wisata berkelanjutan yang berbasis masyarakat.

Sebelumnya, dua desa dari lima desa wisata usulan Pemkab Flotim masuk dalam 300 desa wisata penerima Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2021 yang diselenggarakan oleh Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf).

Dua desa wisata tersebut memiliki daya tarik yang harus terus menerus dikembangkan oleh masyarakat dan pemerintah. Pertama, Desa Wisata Nihaone di Kecamatan Ile Boleng Kabupaten Flores Timur yang memiliki potensi wisata alam berupa keindahan pantai Ina Burak.

Ada beberapa fasilitas lain juga yang disediakan pemerintah desa untuk mengembangkan desa wisata tersebut, diantaranya gazebo, toilet, terminal parkir, dan gedung serba guna.

Selain itu, desa wisata Nihaone memiliki potensi ekonomi kreatif yang cukup berkembang. Ada berbagai usaha kuliner serta kerajinan tenun yang memiliki potensi daya tarik.

"Sebelum pandemi, mereka bisa hasilkan Rp 80 juta hingga Rp 90 juta pendapatan. Tentu saja itu berkat kerja sama yang dilakukan pemerintah desa dan pokdarwis," ujarnya.

Tak hanya itu, desa wisata tersebut kini dikembangkan dari aspek agrowisata sehingga konteks pertanian dan perkebunan juga didorong untuk menjadi suatu kesatuan destinasi wisata.

Satu desa wisata lain yang menerima ADWI 2021 adalah Desa Wisata Lewokluok dengan potensi unggulannya adalah budaya atau adat. Tradisi dan ritual adat masih sangat kental dengan berbagai ornamen, rumah adat, dan ritus yang terus dipelihara.

Bahkan, sebagian masyarakat khususnya perempuan mengembangkan industri rumahan berupa tenun dan kerajinan tangan dari tenun. "Berbagai potensi desa ini bisa kita kembangkan. Makanya kami terus dorong untuk membenahi fasilitas desa mulai sekarang," ujar dia.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement