Selasa 31 Aug 2021 06:47 WIB

Penembak Jitu Israel Tewas dalam Bentrokan dengan Warga Gaza

Menurut Hamas, kekerasan 21 Agustus menyebabkan sekitar 40 orang terluka.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Penembak Jitu Israel Tewas dalam Bentrokan dengan Warga Gaza. Pasukan Israel berpatroli di jalan-jalan dan mencari rumah-rumah selama operasi militer menyusul serangan pelemparan batu terhadap seorang pengemudi Israel di dekat pemukiman Yahudi Allon Moreh, di desa Salem, Tepi Barat, dekat Nablus, Senin, 23 Agustus 2021.
Foto: AP/Majdi Mohammed
Penembak Jitu Israel Tewas dalam Bentrokan dengan Warga Gaza. Pasukan Israel berpatroli di jalan-jalan dan mencari rumah-rumah selama operasi militer menyusul serangan pelemparan batu terhadap seorang pengemudi Israel di dekat pemukiman Yahudi Allon Moreh, di desa Salem, Tepi Barat, dekat Nablus, Senin, 23 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Seorang penembak jitu dari pasukan khusus Israel yang ditembak dalam bentrokan dengan warga Palestina di Jalur Gaza beberapa pekan lalu tewas karena luka-lukanya, Senin (30/8).

Dilansir dari Al Arabiya, Senin (30/8), Barel Hadaria Shmueli adalah bagian dari unit khusus polisi perbatasan yang beroperasi selama bentrokan. Peristiwa itu terjadi di sela-sela demonstrasi di dekat pagar perbatasan yang memisahkan daerah kantong Islam Hamas dan Israel.

Baca Juga

"Pada Sabtu, 21 Agustus selama kegiatan operasional di pagar perbatasan Jalur Gaza Utara, pasukan mendapat serangan dari Jalur Gaza, dan Barel terluka parah. Setelah lebih dari seminggu berjuang untuk hidupnya bersama dengan staf di rumah sakit Soroka (di kota Beersheba Israel Selatan), dia dinyatakan meninggal," kata pernyataan polisi.

Menurut Hamas, kekerasan 21 Agustus menyebabkan sekitar 40 orang terluka, termasuk seorang bocah Palestina berusia 12 tahun dan seorang pria berusia 32 tahun. Bentrokan Itu menandai kembalinya pawai tahun 2018, ketika warga Gaza memulai gerakan protes menuntut diakhirinya blokade Israel dan hak warga Palestina kembali ke tanah tempat mereka melarikan diri atau diusir ketika negara Yahudi itu didirikan.

Demonstrasi pekanan yang didukung Hamas seringkali disertai kekerasan. Laporan terbaru menyebut Israel membunuh sekitar 350 warga Palestina di Gaza selama lebih dari setahun dalam kegiatan itu. Hamas dan Israel kemudian terlibat dalam konflik 11 hari yang menghancurkan pada Mei, yang terburuk antara kedua belah pihak dalam beberapa tahun, yang berakhir dengan gencatan senjata informal.

Namun, balon pembakar yang dikirim dari wilayah Palestina ke Israel terus berlanjut dalam beberapa bulan sejak itu. Israel menyalahkan Hamas dan sering membalas dengan serangan udara. Israel pada saat yang sama telah melonggarkan pembatasan kehidupan sipil dan perdagangan untuk wilayah yang telah diblokade sejak 2007, ketika Hamas mengambil alih kekuasaan.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement