REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hingga semester I 2021, Damri masih mengalami penurunan jumlah penumpang yang signifikan. Kepala Divisi Sekretariat Perusahaan Damri Sidik Pramono mengatakan perusahaan sudah menyiapkan sejumlah strategi untuk mengatasi kondisi tersebut.
“Kami mengupayakan untuk bisa mengoptimalkan perolehan pendapatan, terutama dari segmen penugasan maupun logistik yang sejauh ini mempertahankan tren yang baik,” kata Sidik kepada Republika.co.id, Selasa (31/8).
Selain itu, Sidik menuturkan terobosan bisnis juga terus diupayakan oleh Damri. Beberapa di antaranya melalui sinergi perusahaan dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) maupun swasta.
“Kami termasuk juga mengupayakan pendapatan dari non fare box,” tutur Sidik.
Dia menambahkan, upaya mengoptimalkan segmen komersial terutama untuk angkutan bandara juga masih sangat tergantung pada kebijakan pemerintah. Khususnya terkait pembatasan aktivitas masyarakat dan kecepatan Indonesia untuk mencapai kekebalan komunal atau herd immunity.
“Selain upaya peningkatan pada sisi pendapatan, tentu kami juga mengupayakan berbagai efisiensi untuk mengurangi beban pengeluaran,” ujar Sidik.
Meskipun begitu, Sidik memastikan penghematan tersebut tidak akan mengurangi standar pelayanan kepada penumpang. Dia menegaskan, Damri tetap mengedepankan aspek keselamatan, keamanan, ketepatan, kesehatan, dan kenyamanan penumpang dan pengemudi.
Damri mencatat jumlah penumpang pada semester I 2021 hanya sekitar 34 persen dari jumlah penumpang pada periode yang sama 2020. Sementara jika dibandingkan dengan jumlah penumpang pada semester I 2019 saat kondisi masih normal, Sidik mengatakan jumlah penumpang pada semester I 2021 hanya sekitar 15,3 persennya saja.