Sabtu 04 Sep 2021 19:47 WIB

Pangdam: Penyerang Koramil akan Diburu Sampai Kapanpun

TNI beri dua pilihan kepada para penyerang yang melarikan diri.

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Ilham Tirta
 Panglima Kodam (Pangdam) XVIII Kasuari, Mayor Jenderal (Mayjen) Nyoman Cantiasa didampingi Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Maybrat Bernard Sigrim mandatangi lokasi penyerangan di Pos Koramil, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat, Sabtu (4/9).
Foto: Istimewa
Panglima Kodam (Pangdam) XVIII Kasuari, Mayor Jenderal (Mayjen) Nyoman Cantiasa didampingi Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Maybrat Bernard Sigrim mandatangi lokasi penyerangan di Pos Koramil, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat, Sabtu (4/9).

REPUBLIKA.CO.ID, MAYBRAT -- TNI akan terus mengejar dan menangkap para pelaku penyerangan Pos Koramil Maybrat. Panglima Kodam (Pangdam) XVIII Kasuari, Mayor Jenderal (Mayjen) Nyoman Cantiasa menegaskan, harus ada pertanggungjawaban hukum terhadap pelaku dari kelompok separatisme teroris (KST) yang menyerang pos militer di Kampung Kisor, Aifat Selatan, Papua Barat tersebut.

Nyoman mengatakan, upaya penangkapan pelaku masih terus dilakukan. Kata dia, hanya ada dua pilihan terhadap pelaku penyerangan yang menewaskan empat personel militernya itu. Terus diburu untuk ditangkap dan diadili. Atau menyerahkan diri untuk mendapatkan hukuman sesuai dengan perbuatannya.

“Kalau dia sadar untuk kembali dan menyerah, kita akan terima juga. Kita serahkan kepada Pak Kapolda (Kepolisian) untuk mekanisme hukumnya. Kalau tidak sadar juga, pasti kita kejar terus. Sampai kapanpun akan kita kejar untuk minta pertanggungjawaban atas perlakuan biadab, dan tidak berprikemanusian ini,” kata Nyoman dalam siaran pers vidio yang diterima Republika di Jakarta, Sabtu (4/9).

Nyoman, pada Sabtu (4/9), mandatangi langsung lokasi penyerangan di Pos Koramil, Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Maybrat, Papua Barat. Pangdam, dalam kunjungannya itu didampingi Kapolda Papua Barat Irjen Tornagogo Sihombing, Gubernur Papua Barat Dominggus Mandacan, dan Bupati Maybrat Bernard Sigrim.

Nyoman mengatakan, penyerbuan yang terjadi di Pos Koramil Kampung Kisor adalah upaya sekelompok orang, yang tak menghendaki perdamaian di Tanah Papua, dan Papua Barat. Serangan yang terjadi di Pos Koramil Maybrat terjadi pada Kamis (2/9) subuh waktu setempat.

Dikatakan sekitar 30-an orang dengan senjata tajam dan senjata api menyerbu pos militer persiapan tersebut. Serbuan itu menyebabkan empat personel militer tewas mengenaskan. Dua anggota TNI lainnya, selamat namun mengalami luka parah di sekujur tubuh.

TNI mengidentifikasi, pelaku penyerangan adalah kelompok separtisme teroris (KST) Papua Barat yang dipimpin oleh Manfret Patem. Saat ini, TNI terus memburu pelaku penyerbuan tersebut. Sudah dua orang yang diduga terlibat penyerangan ditangkap. Kedua terduga pelaku kini dalam penguasaan Polres Sorong Selatan untuk introgasi. Sementara TNI dan Polri masih terus memburu pelaku penyerangan lainnya.

Bupati Maybrat, Bernard Sigrim mengutuk keras serangan tersebut. Kata dia, tak pernah ada dalam sejarah turun temurun masyarakat adat Maybrat, yang melakukan penyerangan, dan pembunuhan dengan cara sadis seperti di Pos Koramil tersebut. “Dalam beratus-ratus tahun kehidupan di masyarakat kami, di Ayumara Raya, Aifat Raya, dan Aitinyo Raya, pembantaian sesadis ini, tidak pernah ada, dan tidak pernah terjadi dalam sejarah kami,” ujar Bernard.

Bernard pun meminta maaf kepada TNI dan masyarakat Indonesia atas peristiwa kejam yang terjadi di wilayahnya tersebut. Sebab kata dia, selama ini, masyarakat di Maybrat, tak pernah ada peristiwa pembantaian, dan pembunuhan seperti yang terjadi di Pos Koramil tersebut.

“Atas nama masyarakat dan pemerintah Kabupaten Maybrat, saya meminta maaf, kepada seluruh rakyat Indonesia, atas kejadian yang dilakukan oleh oknum-oknum masyarakat saya di sini,” ujar Bernard.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement