REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Pasukan gabungan TNI-Polri hingga Sabtu (4/9), terus melakukan pengejaran terhadap kelompok kriminal bersenjata (KKB) yang diduga menyerang Pos Koramil Maybrat. Pengejaran dilakukan di sejumlah wilayah yang diduga tempat persembunyian para pelaku yang menewaskan empat personel TNI di Kampung Kisor, Distrik Aifat Selatan, Papua Barat, Kamis (2/9).
Kapendam Kasuari, Kolonel Arm Hendra Pesireron menyampaikan, sementara ini, baru dua terduga pelaku penyerangan yang berhasil ditangkap hidup. “Dua orang (terduga pelaku penyerangan) yang sudah kita tangkap. Inisialnya, MM dan SY,” ujar Hendra saat dihubungi Republika.co.id dari Jakarta, Sabtu (4/9).
Keduanya ditangkap oleh satuan Yonif Raider dan tim dari Kodim Maybrat. Saat ini, keduanya sudah diamankan untuk diintrogasi di Polres Sorong Selatan.
Hendra memastikan, pengejaran akan terus dilakukan untuk menemukan para pelaku lain dan pemimpin mereka. “Pengejaran terus kita lakukan. Bersama-sama TNI, dan Brimob (Polri). Pasti kita kejar sampai ke pimpinan-pimpinannya,” kata Hendra.
Dikatakan Hendra, identifikasi sementara pelaku penyerangan dipimpin oleh Manfret Patem. Satu gerombolan yang menurut TNI, dikategorikan sebagai Kelompok Separatis Terorisme (KST).
“Statusnya kini buron, kita masukkan ke dalam DPO (Daftar Pencarian Orang) untuk segera ditangkap,” ujar Hendra.
Sementara itu, pada Jumat (3/9), TNI dan Polri menambah jumlah pasukan untuk mempertebal keamanan di Maybrat. Kata dia, satu kompi pasukan TNI dan 50 Brimob baru masuk ke Maybrat untuk membantu pengamanan dan perburuan terhadap KST Manfret Patem.
“Situasinya saat ini sudah aman. Tetapi, untuk pengejaran masih terus kita lakukan,” kata dia.
Penyerangan Pos Koramil Kisor, terjadi pada Kamis (2/9) subuh. Dikatakan sekitar 30-an orang melakukan penyerangan terhadap pos persiapan TNI di wilayah itu.
Empat anggota militer gugur dalam penyerangan tersebut. Mereka adalah Serda Amrosius, Praka Dirham, Pratu Zul Ansari, dan Lettu Chb Dirman. Dua personel militer lainnya mengalami luka parah atas serangan tersebut.
Dalam pernyataan terbuka kepada media, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB) Organisasi Papua Merdeka (OPM) mengaku bertanggung jawab atas serangan mematikan itu. Juru Bicara TPN-PB OPM Sebby Sambom mengatakan, serangan pos militer di Maybrat tersebut, sebagai perlawanan bersenjata terhadap pasukan TNI maupun Polri.
“Panglima Kodam IV Sorong Raya TPNPB-OPM bertanggungjawab atas penyerangan ini,” kata dia, Kamis (2/9).