REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan meminta semua pihak kompak untuk disiplin dan saling mengingatkan menjaga protokol kesehatan (prokes) secara ketat. Hal ini penting dilakukan secara bersama-sama agar jangan sampai Indonesia mengalami gelombang ketiga peningkatan kasus Covid-19.
"Jadi, saya sekali lagi mengimbau semua supaya kompak untuk disiplin, saling mengingatkan agar kita jangan sampai kena lagi, gelombang ketiga," katanya dalam konferensi pers daring yang dipantau dari Jakarta, Senin (6/9).
Apalagi, kata dia, saat ini dunia menghadapi ancaman varian baru virus corona, salah satunya varian Mu. "Tadi dijelaskan ada varian Mu. Juga ingin saya ingatkan, kalau ini berlanjut begini terus, akan bisa timbul varian-varian lain, kita tidak tahu apakah lebih dahsyat, lebih ganas, atau bagaimana," katanya.
Menko Bidang Investasi dan Kemaritiman itu meminta agar tidak ada pihak-pihak yang mempolitisasi pandemi Covid-19. "Kita semua harus paham, jangan kita politisasi. Kita bicarakan, betul-betul ini semua demi keselamatan rakyat Indonesia. Keselamatan kita semua. Semua harus kompak, ini adalah musuh bersama kita," ujar dia.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono menjelaskan, semakin lama pandemi berlangsung dan kasus berkembang, virus akan terus melakukan mutasi dan modifikasi. Terkait varian Mu, Dante mengatakan, varian yang terjadi di Kolombia tersebut secara laboratorium memiliki resistensi terhadap vaksin.
"Tapi itu dalam konteks laboratorium, tidak dalam konteks epidemiologis. Tetapi, penyebarannya tidak sehebat penularan Delta," katanya.
Dante memastikan varian Mu belum ditemukan di sejumlah negara tetangga, begitu pula di dalam negeri. Pemerintah telah melakukan genome sequencing terhadap 7.000 lebih orang di Indonesia dan hingga saat ini belum terdeteksi varian Mu. "Mudah-mudahan varian Mu ini akan abortif seperti juga varian Lambda beberapa waktu lalu di Peru," ujar Dante.