Selasa 07 Sep 2021 14:44 WIB

Senator Republik Sebut AS akan Kembali ke Afghanistan

Taliban disebutnya memiliki pandangan dunia yang tidak selaras dengan zaman modern.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Senator Republik Sebut AS akan Kembali ke Afghanistan. Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.
Foto: AP/Jalaluddin Sekandar
Senator Republik Sebut AS akan Kembali ke Afghanistan. Milisi yang setia kepada Ahmad Massoud, putra mendiang Ahmad Shah Massoud, ambil bagian dalam latihan, di provinsi Panjshir, Afghanistan timur laut, Senin, 30 Agustus 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Senator Republik AS Lindsey Graham mengatakan Amerika Serikat (AS) mungkin akan kembali ke Afghanistan suatu saat nanti. Kemungkinan ini disebutnya karena potensi ancaman dari wilayah itu 

“Kami harus (kembali ke Afghanistan) karena ancaman (teror) akan sangat besar,” katanya dalam wawancara dengan BBC di HARDtalk, dilansir di Al Arabiya, Senin (6/9).

Baca Juga

Taliban disebutnya memiliki pandangan tentang dunia yang tidak selaras dengan zaman modern dan akan memberlakukan hukum keras mereka terhadap warga Afghanistan. Ia menyebut ketika Taliban memerintah Afghanistan pada 1990-an, kelompok itu memberlakukan interpretasi ketat terhadap hukum syariah termasuk melarang perempuan dari ruang publik dan mencegah anak perempuan menghadiri sekolah.

Selama waktu itu, katanya, Afghanistan menjadi tempat perlindungan bagi militan Alqaidah yang berada di balik serangan 11 September di Menara Kembar di New York City. Senator Partai Republik itu mengatakan sejarah kemungkinan akan terulang kembali karena kelompok ekstremis itu mungkin akan memberikan tempat aman bagi teroris.

"Tempat berlindung yang aman bagi Alqaidah yang memiliki ambisi untuk mengusir kita dari Timur Tengah secara luas dan menyerang kita karena cara hidup kita. Kami akan kembali ke Afghanistan saat kami kembali ke Irak dan Suriah. Apa yang akan terjadi dari waktu ke waktu adalah Anda akan melihat perlawanan (terhadap Taliban di Afghanistan) meningkat," ujarnya.

Setelah hampir 20 tahun, AS menarik pasukannya keluar dari Afghanistan kemudian seluruh wilayah jatuh ke tangan Taliban hanya beberapa hari kemudian. Gelombang terakhir pasukan AS meninggalkan Afghanistan pada 30 Agustus, tapi tetap meninggalkan banyak pengungsi.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement