REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Duta Besar Prancis untuk Australia Jean-Pierre Thebault meninggalkan Australia pada Sabtu (19/9) malam, setelah Australia membatalkan kesepakatan pembelian kapal selam senilai 90 miliar dolar AS dengan Prancis. Thebault mengaku sedih dengan pembatalan kesepakatan tersebut, karena selama ini Prancis mengira mempunyai hubungan yang sangat baik dengan Australia.
"Saya telah melihat dan belajar seberapa dalam bagi orang Australia ketika Anda berkomitmen untuk saling menjaga. Yang membuat saya sedih adalah kami ditikam dari belakang,” kata Thebault, dilansir The Guardian, Senin (20/9).
Thebault yang baru menjabat selama 10 bulan ditarik kembali ke Paris, bersama dengan rekannya di Washington. Thebault berpendapat bahwa Prancis tidak diberi peringatan sebelumnya atas pembatalan kesepakatan tersebut.
Laporan pers Australia awal tahun ini mengatakan bahwa, pemerintah sedang melakukan peninjauan yang dapat mengakibatkan pemutusan kontrak, di tengah kekhawatiran tentang kenaikan biaya dan ketidaksesuaian jadwal. Pada Juni, pejabat pertahanan Australia mengatakan kepada komite Senat bahwa mereka sedang melakukan perencanaan darurat.
Thebault mengatakan, tidak ada sinyal dari Australia bahwa mereka akan mengakhiri kontrak pembelian kapal selam. Prancis mengira masalah kontrak itu sedang diselesaikan dan percakapan akan berlanjut.
Thebault mengatakan, kontrak pembelian kapal selam itu sedang dalam proses penyelesaian selama 18 bulan. Pejabat Australia secara intensif berdiskusi dengan Prancis tentang program kapal selam tersebut. Selain itu, Australia mengatakan bahwa pembelian kapal selam ini merupakan simbol dari hubungan bilateral.