Selasa 21 Sep 2021 13:27 WIB

Oktober Ini, Sebanyak 4.000 Sekolah di Jabar Ajukan PTM

Sejauh ini, tak ada laporan pelanggaran prokes pada sekolah yang menggelar PTM.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agus Yulianto
Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, di awal Oktober akan terjadi penambahan sekolah PTM di Jabar cukup banyak.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar Dedi Supandi mengatakan, di awal Oktober akan terjadi penambahan sekolah PTM di Jabar cukup banyak.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Sekolah yang akan menggelar Pembelajaran Tatap Muka (PTM) di Jabar pada Oktober nanti akan semakin banyak. Sekolah yang akan mendapatkan izin, akan dilihat dari sarana prasarana dan izin orang tuanya. 

Menurut Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Jabar, Dedi Supandi, di awal Oktober akan terjadi penambahan sekolah PTM di Jabar cukup banyak. Karena, pekan ini, masih banyak sekolah yang mengajukan terus izin PTM ke gugus tugas kabupaten/kota. 

"Oktober ini kaitan dengan PTM jumlahnya akan meningkat. Saya belum cek angka pastinya tapi kalau kondisi yang sudah masuk di level pengawas. Awal Oktober ada 4.000-an sekolah yang mengajukan PTM dari sebanyak 5.033 sekolah tingkat SMA/SMK dan SLB yang ada di Jabar," ujar Dedi kepada //Republika//, Selasa (21/9).

Dedi mengatakan, terkait penyelenggaraan PTM di Jabar yang sudah berjalan, pihaknya telah melakukan evaluasi. Hingga saat ini, belum ada pelanggaran protokol kesehatan (Prokes) yang dilakukan oleh sekolah penyelenggara PTM. 

"Kalau di lihat di aplikasi Pertamas (pembelajaran tatap muka terbatas) yang telah terdata di cabang dinas dari 1.700 sekian sekolah penyelenggara PTM, yakni 697 di sekolah negeri, SMA sebanyak 327 sekolah, SMK 301 sekolah dan SLB 69 sekolah. Sisanya sekolah swasta, semuanya lancar," paparnya.

Menurut Dedi, sejauh ini, tak ada laporan pelanggaran prokes pada sekolah yang menggelar PTM. Namun, hanya ada satu daerah yang pelaksanaannya terkendala. Yakni, Kabupaten Cirebon yang awalnya akan menggelar PTM karena masuk wilayah level 4 maka pekan kemarin di tunda sementara akibat levelnya naik. 

"Saya selalu menyampaikan ke pihak sekolah agar wajib menyediakan dua layanan PTM maupun PJJ," katanya.

Selain itu, pihaknya selalu menyampaikan pada sekolah agar orang tua atau wali murid diberikan hak untuk memilih akan menggelar PJJ atau PTM. "Tapi, rata-rata orang tua memilih PTM," katanya. 

Ketiga, kata dia, apabila ada kebijakan kebupaten/kota maupub provinsi terkait level PPM maka semua sekolah tunduk. "Kami menunggu informasi yang cirebon kemungkinan minggu ini keputusannya balik ke level 3 atau ga nya untuk memberikan izin bisa PTM atau tidak," paparnya.

Dedi pun bersyukur, hingga saat ini belum ada laporan siswa yang positif covid 19. Karena kalau pun ada kasus positif, pihaknya sudah membuat sebuah sistem. Yakni, sudah ada jaringan komunikasi dengan Puskesmas dan Rumah Sakit.

"Jadi kalau ada kejadian akan ditangani segera oleh pihak sekolah di bawa ke Puskesmas dan sekolah di tutup sementara itu sudah disiapkan. Sejauh ini alhamdulillah belum ada kasus positif," katanya.

Dedi mengatakan, semua sekolah pun mengaku tak menemukan kendala selama pembelajatan PPKM. Karena, jadwal masuk siswa sudah dibuat dengan baik. "Kan dibagi dalam beberapa kelompok dan shift jadi tidak berkerumun. Pembelajarannya juga ada yang jam 7 masuk jam 10 beres tanpa ada istrihat. Semua melakukan Prokes yang ketat. Kalau SMK yang PTM lebih banyak yang praktek," katanya. 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement