Rabu 22 Sep 2021 14:51 WIB

Ust. Erick Yusuf: Sikapi Kekerasan Dai dengan Kepala Dingin

Dikhawatirkan ada orang yang ingin mengadu domba dan mengambil keuntungan.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Ani Nursalikah
Ust. Erick Yusuf: Sikapi Kekerasan Dai dengan Kepala Dingin
Foto: Republika TV
Ust. Erick Yusuf: Sikapi Kekerasan Dai dengan Kepala Dingin

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa hari terakhir muncul kembali kejadian penyerangan terhadap ulama. Ustadz Erick Yusuf meminta setiap pihak menyikapi masalah ini dengan kepala dingin, sembari tetap berhati-hati.

"Kejadian ini harus dilihat dengan lebih berhati-hati. Ini juga menjadi perhatian, utamanya kepada aparat," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Rabu (22/9).

Baca Juga

Ia menyebut kejadian seperti ini memiliki pola yang sama. Dengan fakta tersebut, aparat seharusnya bisa mencium tanda atau gelagat yang akan mengarah pada kejadian serupa.

Terkait status pelaku yang kerap disebut memiliki kelainan jiwa atau orang gila, ia berharap konfirmasi jelas bisa diberikan untuk hal tersebut. Hasil pemeriksaan diharap dibuka secara gamblang dihadapan publik. Jangan sampai ke depannya ada tuduhan dan prasangka yang tidak berdasar yang nantinya akan merugikan setiap pihak.

Ustadz Erick lantas meminta setiap pihak sama-sama waspada. Dikhawatirkan ada orang yang ingin mengadu domba dan mengambil keuntungan dari keriuhan yang ada.

Setiap pihak juga diharapkan mampu menyelesaikan persoalan dan menghadapinya dengan kepala dingin. Jangan sampai saling menyalahkan atau berprasangka buruk (suudzon).

"Saya dengar mulai ada yang menyalahkan pihak lain yang berseberangan pandangan. Nah, sementara belum tentu yang melakukan itu kedua pihak yang berseteru. Bisa saja ada provokator dan yang mengadu domba," kata Pemimpin Pondok Pesantren Kreatif IHAQi ini.

Kepada pengurus atau pengelola masjid, ia berharap kejadian tersebut tidak membuat mereka menjadi takut atau fobia. Justru, kewaspadaan harus ditingkatkan, utamanya saat sedang mengadakan acara di masjid.

Ciri-ciri pelaku disebut mudah untuk dikenali. Salah satunya, orang tersebut bukanlah sosok yang kerap terlihat di masjid atau asing serta menggunakan pakaian yang tidak layak.

Penjagaan di masjid tidak perlu yang khusus, namun pengurus atau panitia bisa menyiapkan beberapa orang secara khusus untuk memperhatikan lingkungan sekitar. Dikhawatirkan ada penyusup atau provokator.

"Kita berjaga-jaga, namun jangan juga semua dicurigai, padahal belum tentu benar. Panitia ketika membuat acara yang mengundang ustadz, bisa mulai memperhatikan siapa yang masuk dan melihat gelagatnya agar lebih tertib," kata dia.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement